-Rabu-
"Kau bisa menyelesaikannya lusa nanti? Karena aku butuh berkasnya cepat," ucap Naruto seraya melihat jam tangannya.
Aku mengangguk. "Baik."
"Apa jadwalku selanjutnya?"
Aku memeriksa buku catatanku. "Kau ada makan siang dengan Sabaku-san lalu meeting dengan Uchiha-san sore nanti. Oh, dan pak, laporan keuangan sudah kusimpan di mejamu pagi ini. Apa kau sudah memeriksanya?"
"Kurasa belum. Aku akan memeriksanya setelah ini. Terima kasih, Sakura. Dan jangan panggil aku, pak. Kau membuatku terlihat tua," protes pria itu di akhir kalimat. Aku hanya tersenyum. Membungkuk hormat padanya sebelum meninggalkannya yang sudah masuk ke ruangan.
Naruto memberiku tugas baru yang sepertinya membuatku harus begadang malam ini. Aku menghela napas, memikirkan itu. Semoga saja di akhir minggu nanti aku bisa beristirahat.
.
.:0o0:.
.
"Kau lembur?" tanya Ino.
Aku mengangguk lemas. "Sepertinya iya."
Ino menunjukkan wajah kasian. "Jangan pulang terlalu larut, oke."
Aku tersenyum sembari memutar bola mata. "Tentu."
Ino menepuk pundakku pelan lalu pergi. Ia harus membantu ibunya menjaga toko bunga.
Aku merobek bungkus kopi instan, menuangkannya pada gelas lalu dilanjutkan air panas, mengaduknya pelan menggunakan sendok teh. Yah, kopi instan memang yang terbaik untuk menemani lembur.
.
Aku meregangkan tanganku, menghela napas keras. Aku melirik jam tanganku. Tak terasa sudah jam sepuluh malam. Sudah berapa lama aku bekerja? Untungnya sebentar lagi pekerjaan ini akan selesai. Aku menyemangati diriku sendiri sebelum kembali melanjutkan pekerjaan yang tersisa.
Keningku berkerut ketika samar-samar mendengar suara hujan deras diluar sana. Oh, Tuhan, jangan bilang itu benar-benar hujan? Bagaimana caraku pulang sekarang?!
Bahuku melemas. Suara deras hujan seakan mengatakan bahwa itu tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Dan lagi, aku tidak membawa payung. Meskipun aku sempat memberhentikan taksi, tapi tetap saja jalan ke depan dan mencari taksi akan membuatku basah kuyup dengan keadaan hujan yang sederas ini.
Aku kembali menuju pantry untuk menyeduh kopi instan sekedar untuk menjaga kesadaranku karena rasanya mataku sudah mulai berat karena terus-terusan menatap komputer.
Tubuhku menegang ketika mendengar suara langkah kaki. Setahuku karyawan di lantai ini sudah pulang semua kecuali aku dan dua orang lainnya, tapi mereka sedang keluar untuk membeli makan. Lalu siapa yang sedang mendekat kemari?
Oh, tidak. Keringat dingin mulai membasahi tengkuk dan telapak tanganku ketika suara itu semakin mendekat. Dan aku hampir menjatuhkan kopiku ketika pintu pantry terbuka dan menampakkan sosok tak asing.
"S-Sasuke-kun?!"
.
.:0o0:.
.
#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
Fanfic-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...