"Mm ... mencari siapa ya?"
"Kita baru dua tahun tak bertemu dan kau sudah melupakanku? Keterlaluan. Teman macam apa kau?!" Karin mencubit kedua pipiku keras, membuatku mengaduh kesakitan.
Aku menepis tangannya. Kebiasaannya mencubit pipiku tak pernah berubah. Dan aku selalu membenci itu. "Berhenti mencubit pipiku! Kau merusak riasanku tahu!" seruku, marah.
Karin menyengir sama sekali tak tampak bersalah. Aku cemberut melihatnya. "Kau harus merubah kebiasaan burukmu itu, kau tahu!" omel ku padanya.
"Oh ayolah! Memangnya kau tidak rindu padaku? Kita sudah dua tahun tidak bertemu!" Ucapnya.
Aku memutar mata. Ino ke mana sih kita sudah hampir telat dan dia belum datang. Apa jangan-jangan mobilnya mogok di tengah jalan? Tidak mungkin 'kan.
Aku menepuk pundak Karin, menatapnya dengan tatapan iba. "Maafkan aku sayang, tapi aku harus bekerja sekarang. Bagaimana kalau kita bertemu lagi setelah aku pulang kerja nanti? Bersama Ino."
"Apa? Aku baru saja datang dan kau mau pergi?! Bagaimana bisa kau meninggalkanku?!" Protes Karin.
Untungnya Ino datang setelahnya, ia menghampiri kami, memeluk Karin sesaat lalu berkata, "hey sayang, apa kabarmu?"
"Sangat baik sampai Sakura menyuruhku pergi padahal aku baru datang." Karin memberengut kesal, tapi apa yang bisa kulakukan, aku memang harus kerja 'kan.
"Aw, bagaimana kalau kuantar kau ke café dekat sini dan nongkrong di sana sampai kami pulang kerja? Aku akan dengan senang hati melakukannya," ucap Ino, sambil tertawa kecil.
"Oh sial. Kalian berdua memang tak pernah berubah. Baiklah aku ikut."
Karin mengikuti kami masuk ke mobil dan sesuai janji Ino ia menurunkan Karin di café terdekat, sebelum pergi meninggalkannya disana.
Karin adalah salah satu sahabatku selain Ino. Kami berteman sejak SMA sampai kuliah, hanya saja, kelas kami berbeda saat itu, jadi aku lebih sering pergi besama Ino. Meskipun begitu, kami sering melakukan banyak hal bersama.
Karin pindah ke luar negeri, melanjutkan studinya disana. Dia menjadi seorang desainer, dan bisnisnya sangat sukses selama dua tahun ini. Hari ini dia mendapat jatah berlibur setelah sibuk setiap harinya selama dua tahun, akhirnya dia bisa kembali kemari, menemui kami. Kurasa ia akan membuat itu menjadi kejutan, tapi sayangnya aku dan Ino harus bekerja, jadi kami terpaksa meninggalkannya. Ya Tuhan, kasihan sekali dia.
Aku tersenyum, tak sabar menunggu jam pulang, ingin segera berbincang dengannya tentang banyak hal. Kau tahu 'kan? Rindu, semacam itulah. Tapi kurasa ini akan menjadi hari yang panjang ketika aku baru saja ingat kalau hari ini Naruto akan ada meeting dengannya dan aku harus ada disana, menemaninya sebagai sekretarisnya. Bagus.
.
.:0o0:.
.
#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
Fanfiction-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...