🌸 46 🌸

858 106 0
                                    

"Yo, Teme! Wah, ternyata kau benar ada dirumah!" Naruto melangkahkan kakinya masuk tanpa menunggu persetujuan si tuan rumah.

Sasuke menutup pintu apartemennya sebelum menyusul pria Uzumaki itu dibelakang. "Apa urusanmu datang tiba-tiba kemari?" tanyanya, dingin. Ia sama sekali tak mengharapkan kedatangan tamu saat ini.

"Kau tidak bekerja? Atau sedang libur? Tapi ini 'kan bukan hari libur?" Naruto meraih snack yang ada di meja kopi dihadapannya, memakannya.

"Apa maumu?" tanya Sasuke lagi. Kali ini dengan raut wajah yang lebih serius.

Naruto menghentikan kegiatan makan cemilannya, menaruh kembali makanan itu pada tempat sebelumnya. "Apa ada yang terjadi antara kau dan Sakura selama kita liburan kemarin?" tanya Naruto. Matanya tajam menatap Sasuke. "Yah, kau tahu, aku tidak suka sahabatku bertengkar seperti ini," lanjutnya dengan nada yang lebih santai.

Sasuke duduk di kursi samping Naruto. "Tidak ada. Jadi, lebih baik kau pergi."

"Hei, apakah kau tidak terlalu kejam padaku? Aku hanya ingin membantu kalian. Setidaknya ... aku tidak suka melihat Sakura yang tiap hari melamun dan tidak fokus. Kau tahu, lama-lama dia seperti mayat hidup jika seperti ini terus."

Sasuke tertunduk. Mendengar keadaan Sakura, rasanya ia juga merasa sakit, karena ialah yang menyebabkan semua kekacauan dalam hidup gadis itu. "Dia yang memintaku ..."

Naruto melirik sahabat Uchihanya lewat ujung mata. "Dia yang memintaku untuk menjauhinya ... aku tahu ini semua memang salahku, dan mungkin aku sudah terlambat untuk minta maaf. Kemarin ... aku sempat bicara padanya, tapi sepertinya karena itu dia jadi menghindariku. Meskipun tidak secara langsung, aku tahu dia memintaku untuk menjauhinya. Semua itu terlihat jelas di matanya. Sakura ... bahkan tidak mau menatapku lagi ..."

Naruto terdiam. Ia tidak tahu kalau sahabatnya ada dalam masalah hati yang rumit saat ini. Ia mungkin bilang akan membantu, tapi bagaimana caranya membantu mereka? Naruto bukan orang yang berpengalaman dalam masalah seperti ini. Aduh, sepertinya ia yang terkena masalah sekarang.

"Aku tidak tahu kalian membicarakan apa kemarin, tapi yang jelas mungkin hasilnya tidak mengenakkan, hm? Aku tidak memihak siapapun disini, aku hanya ingin kalian bahagia. Kalian sahabatku, dan aku tidak suka melihat sahabatku sedih seperti ini. Padahal kalian memiliki rasa yang sama, tapi tidak bisa bersatu. Itu lebih menyakitkan bukan daripada cinta bertepuk sebelah tangan?" Sasuke masih menunduk, matanya tertutup, entah memikirkan apa. "Kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?" lanjutnya.

"Dia bahkan tidak memberiku kesempatan ..."

"Sakura mungkin akan menghindarimu, tapi cobalah bicara padanya sekali lagi. Utarakan lagi bagaimana perasaanmu padanya. Kali ini yang benar. Karena kau takkan bisa melakukannya lagi nanti, bukan?" Naruto tersenyum miris menatap sahabatnya. Ia berdiri, menepuk pundak Sasuke. "Aku pergi dulu," ucapnya sebelum berlalu meninggalkan pria Uchiha itu sendiri.

.

.:0o0:.

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang