-Kamis-
Tak ada yang berubah semenjak kejadian di pernikahan Karin kemarin. Sikapnya kembali seperti biasa. Ia tak menghindariku lagi. Malah sekarang terkesan lebih mendekat padaku. Terkadang kami bertukar pesan. Dia bahkan beberapa kali menelponku di malam hari.
Aku tidak tahu harus merasa bagaimana. Entah sedih atau bahagia. Tapi mendengar dia berkata bahwa aku adalah segalanya baginya, membuatku sangat bahagia.
Perasaan yang telah kukubur secara cepat naik ke permukaan dan melambung tinggi. Ketika aku berusaha melupakannya, dia datang dan menghancurkan semuanya. Tentu saja dengan perkataannya itu pertahanku hancur lebur dalam sekejap. Hebat sekali kau, Sasuke.
"Kurasa ini akan berjalan lancar," ucap Naruto begitu kami keluar dari ruang meeting.
Aku tersenyum menanggapinya. "Ya, semoga saja semuanya berjalan lancar sampai akhir." Naruto nyengir merespon ucapanku.
Proyeknya dan dia berjalan lancar sampai saat ini. Mereka berhasil menghasilkan dana yang cukup besar untuk membiayainya. Sejumlah tender dan proyek besar lainnya juga berhasil Naruto tangani dengan baik. Aku sangat bangga memiliki dia sebagai sahabat sekaligus bosku.
"Yah, kurasa kita bisa berlibur beberapa hari setelah ini, bukan? Bagaimana menurutmu?" tanyanya. Aku duduk di sofa di ruangannya, berhadapan dengan Naruto.
"Kemana sebaiknya kita berlibur?" tanyaku tanpa mengalihkan perhatian dari dokumen yang ada di pangkuanku.
"Hm, bagaimana kalau Hokkaido? Aku sudah lama tak kesana hehe."
"Boleh juga. Ngomong-ngomong, kita akan berlibur berdua? Waw ..." Aku menatap jahil Naruto.
"T-tentu saja tidak! Aku akan mengajak yang lainnya, jadi kau juga ajak Ino!" Aku tertawa ketika raut wajahnya langsung berubah panik. Lucu sekali dia itu.
Aku dan Naruto menoleh kearah pintu ketika seseorang mengetuk dan mendorong ke dalam pintu itu hingga terbuka. "Halo bos, pekerjaanku sudah selesai. Apa aku boleh pulang sekarang?" ucap Ino seraya menaruh dokumen yang dibawanya keatas meja Naruto.
"Oh, Ino pas sekali. Kemarilah," kata Naruro seraya melambaikan tangannya, menyuruh Ino mendekat. "Kita mau berlibur ke Hokkaido. Kau mau ikut?"
"Hm? Tiba-tiba?"
"Aku hanya ingin merayakan keberhasilan kita karena telah mengerjakan proyek kemarin dengan lancar. Tenang saja, aku akan mengajak yang lainnya juga."
"Aku ikut! Sudah lama aku tidak berlibur. Terus-terusan di kantor rasanya suntuk sekali." Ekspresinya murung mengingat pekerjaannya. "Kau juga ikut 'kan Saku?" Aku mengangguk.
"Apa kita harus mengajak Karin dan Sui?" tanya Ino lagi.
"Mungkin mereka sedang bulan madu?" tanya Naruto.
"Karin tidak bilang apa-apa padaku?"
"Kita ajak saja kalau mereka memang tidak mau, yasudah," kata Naruto. Kami mengangguk setuju.
Perhatian kami teralih ketika seseorang lagi-lagi membuka pintu.
"Oh, hei, Teme!"
Entah kenapa aku menahan napas ketika melihat sosoknya berjalan mendekati kami. Tak ada yang tahu tentang kedekatanku dengannya, termasuk apa yang terjadi di pernikahan Karin kemarin. Aku terlalu malu untuk menceritakannya.
"Kau akan pergi dengan Hinata malam ini?" tanya dia.
Ah, Aku hampir melupakan gadis itu.
"Ya. Hinata bilang padamu?"
Dia menatap tajam Naruto. "Harusnya kau yang bilang padaku."
Naruto tertawa kaku sebelum berkata, "haha maafkan aku. Sepertinya aku lupa. Tapi tak apa 'kan aku mengajaknya pergi malam ini?"
Aku bergeser ketika dia duduk disampingku. "Jangan pulang terlalu larut."
Rasa penasaranku semakin besar ketika mereka membahas tentang Hinata. Tapi nyaliku terlalu ciut untuk bertanya.
"Ada apa dengan Hinata? Kenapa juga Naruto harus meminta ijin padamu untuk mengajaknya pergi? Memangnya kau siapa?"
.
.:0o0:.
.
#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#

KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
Fanfiction-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...