-Sabtu-
"Wow, cantik sekali gaunnya! Ya Tuhan aku jadi ingin menikah!" seru Ino kagum melihat gaun pernikahan Karin yang sekarang dipakai. Kami sedang menemani Karin fitting baju pernikahannya minggu depan. Dan karena Karin adalah seorang desainer, jadi dia merancang bajunya sendiri. Hebat sekali, bukan?
"Bagaimana? Aku sedikit ragu dengan bagian ini," ucap Karin sambil menunjukkan bagian lengan baju.
"Itu sempurna. Mungkin kau hanya terlalu gugup memikirkan bagaimana hari-H nanti," jawabku.
Karin duduk disampingku. Raut wajahnya menyuratkan kalau ia memang sedang gugup. "Uh, bagaimana ini, Saku? Aku sangat gugup! Aku takut semua ini takkan berjalan lancar."
Aku menepuk pelan pundaknya. "Tenang saja. Semuanya pasti akan berjalan lancar. Aku dan Ino yang akan memastikan itu." Aku dan Ino tersenyum, memberi semangat pada Karin.
Rasanya aku juga gugup melihat sahabatku akhirnya menikah. Padahal bukan aku yang menikah. Tapi rasanya aku seperti berhasil menuntaskan tugasku. Wah, memangnya aku orangtuanya? Haha. Tapi serius. Rasanya senang sekali melihatnya bahagia.
"Hei, sayang."
"Sui!" Karin berseru senang melihat calon suaminya datang. Ia langsung berhambur memeluknya. Yaampun, rasanya iri juga melihat pemandangan seperti itu disaat kau tidak punya pasangan.
"Hei, calon pengantin!"Oh, ada Naruto dan ... dia.
"Hei, ramai sekali kalian," sapa Ino menghampiri mereka. Aku tetap bertahan di kursi.
"Memangnya kalian tidak? Lagipula jumlah kita sama 'kan. Tiga sama." Naruto nyengir. Ino mencibir.
"Sudahlah. Ayo pergi dari sini. Aku lapar," ucap Ino sembari memegangi perutnya. Aku setuju padanya. Ini sudah saatnya jam makan siang.
"Tunggu, aku ikut! Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Ada yang punya usul restoran yang enak dekat sini? Aku ingin spagethi," kata Karin.
"Aku tahu restoran enak dekat sini!" kata Naruto bersemangat.
Kami menunggu Karin ganti baju sebelum pergi ke restoran yang diusulkan Naruto. Entah teman-temanku sadar atau tidak, tapi berkat mereka aku harus duduk disampingnya. Karin bersama Suigetsu dan Ino berhadapan dengan Naruto sedangkan aku diantara Ino dan dia.
Layaknya makan bersama, kami mengobrol. Topik apapun dibahas disini. Apalagi jika ada Naruto yang selalu bisa mencairkan suasana. Untungnya karena dia aku banyak tertawa dan sedikit lebih rileks.
"Kau akan kembali ke kantor?" tanya Karin pada Suigetsu begitu kami semua sudah selesai makan siang.
"Sayangnya iya. Bukannya kau juga harus mengerjakan pesanan, hm?"
Karin mengepalkan tangannya. "Aduh yaampun aku lupa! Terima kasih sudah mengigatkan." Yaampun, mesra sekali mereka ini.
"Ino, kau ikut aku ke kantor. Ada laporan yang harus kau kerjakan saat ini juga," ucap Naruto tiba-tiba berubah serius.
"Eh? Tapi ini 'kan hari libur! Tak bisa apa nanti hari senin saja laporannya?!" seru Ino kesal.
"Tidak. Ayo ikut aku dan Sui ke kantor!" Naruto menarik tangan Ino. Aku mendengus tertawa melihatnya.
Tunggu dulu ... kalau mereka bertiga, Karin juga harus kembali bekerja, lalu sisanya tinggal aku dan ...
"Mau pulang denganku?"
"Ah, tidak usah, aku—"
"Kau pulang denganku." Waw. Dan entah sejak kapan aku tiba-tiba aku sudah ada didalam mobilnya. Bagus.
.
.:0o0:.
.
#Don't forgrt to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
Fanfiction-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...