🌸 9 🌸

1.2K 132 1
                                    

Hangat. Sangat berbeda dengan tadi saat aku berjalan di luar di bawah hujan. Tapi, suasana disini sangat canggung. Atau hanya aku yang merasa begitu? Tapi, suasana seperti ini benar-benar membuatku tidak nyaman. Aku tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Lagipula, kenapa aku menerima tawarannya?

"Kau tidak berubah. Masih suka hujan ya." Dia berucap.

"Mm.. Begitulah."

Dan hening lagi. Aku berdehem membersihkan tenggorokanku sebelum kembali berucap pelan, "kenapa kau memutuskan untuk kembali?"

Dia menoleh padaku. "Apa seharusnya aku tak kembali?"

Aku menggeleng. "B-bukan begitu.. Hanya saja... Apa tidak terlalu tiba-tiba?"

"Kurasa tidak. Aku memang sudah merencanakannya. Apa kau tidak suka aku kembali?" Dia menatapku yang juga sedang menatapnya. Dan wajahku menghangat menerima tatapannya. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum miring.

Aku berpaling. Menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. "Bukannya tidak suka.. Aku hanya terkejut melihatmu kembali. Kukira, kau akan terus menetap disana."

Mobil berhenti. Lampu merah. Aku menoleh, dia sedang tersenyum. "Kenapa?" tanyaku bingung.

Dia menyandarkan kepalanya pada setir mobil lalu menoleh padaku, masih dengan senyum di wajahnya. "Memikirkan ada yang menungguku pulang rasanya menyenangkan..."

Wajahku seketika memanas. Dan dia mendengus geli melihatnya. "Kau lucu," katanya. Aku tak bisa menahan degup jantungku yang semakin tak beraturan karenanya.

Lampu berganti hijau. Mobil kembali berjalan. Tak ada percakapan berarti yang terjadi setelahnya sampai mobilnya kembali berhenti tepat di depan apartemenku.

"Terima kasih sudah mengantarku, um.. Sasuke-kun." Aku keluar dari mobil. Dia membuka kaca penumpang, menampakkan dirinya yang sedang menatapku dari dalam sambil tersenyum tipis.

"Sampai nanti," ucapnya sebelum kembali melesat ke jalanan.

Aku memegang dadaku. Jantungku masih berdegup kencang. Dan wajahku rasanya panas. Padahal udara disini dingin. Hujan sudah berhenti, hanya menyisakan air yang tergenang dan kota yang basah olehnya. 

Aku masuk ke apartemen dengan langkah gontai. Senyumnya, suaranya, caranya ketika melihatku, semua itu masih terbayang dalam kepalaku. Oh, Tuhan. Perasaan apa ini? Apa aku jatuh cinta lagi padanya? Setelah sekian lama? 

Dia benar-benar berbahaya. Belum sampai tiga hari aku bertemu dengannya lagi, dia sudah memberikan pengaruh seperti ini padaku. 

Aku harus berhenti memikirkannya, tapi sayangnya, dia tak mau pergi dari pikiranku, sebanyak apapun usahaku menyingkirkannya. 

.

.:0o0:.

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang