-Minggu-
Otakku tak bisa berhenti memikirkan perempuan bernama Hinata itu. Apa hubungannya dengan dia. Ya, dia. Kau pasti tahu 'kan siapa yang kumaksud? Aku tahu, aku tidak pernah menyebut namanya. Dan, aku juga tidak mau menyebutnya. Jangan tanya kenapa.
Aku mengacak pelan rambutku. Ya Tuhan, aku terlihat sangat kacau. Sialan. Aku benci diriku.
Oh, lihatlah sekarang sudah tengah hari dan aku sama sekali belum membersihkan diri. Sweater dengan ukuran besar dan celana pendek se-paha ini terlalu nyaman untuk kulepas. Lagipula aku tidak berencana kemana-mana hari ini. Sebenarnya, aku harus membantu Ino di toko bunga, tapi aku terlalu malas untuk itu. Kurasa aku akan membolos sesekali. Sedikit informasi, aku menapatkan gaji dari Ino setiap membantunya. Tentu saja, karena aku kerja disana. Tapi jam kerjaku fleksibel. Maksudku, kau tahu 'kan freelance? Ya, mungkin semacam itu.
"Ah, es krim ku habis ..." Aku terdiam meratapi freezerku yang bersih. Biasanya disana tersimpan stok es krim minimal lima bungkus dan beberapa cup besar. Tapi sepertinya aku terlalu stress belakangan ini sehingga tak sadar stok es krim ku habis dan lupa membeli yang baru.
Aku meringis melihat penampilanku di kaca. Kurasa setidaknya aku harus cuci muka dan sedikit merapikan rambutku sebelum keluar ke supermarket.
Memastikan segalanya aman, aku memakai sandal hello kitty ku sebelum pergi. Penampilanku masih seperti tadi, hanya saja, rambut dan wajahku sedikit tertata daripada tadi. Jarak apartemenku dan supermarket tidak begitu jauh, jadi aku pergi dengan berjalan kaki. Aku membeli dua cup besar es krim dan lima belas bungkus es krim lainnya.
Ah, selagi disini, sekalian saja aku belanja bahan makanan. Oh, tidak. Aku sangat tersiksa ketika melihat kulkasku begitu bersih. Aku harus memberi kulkasku makan.
Aku tersenyum membayangkan isi kulkasku penuh dengan berbagai macam bahan makanan sembari mengambil makanan yang kubutuhkan, aku membuka bungkus es krimku satu lalu memakannya. Karena aku memakai trolley kurasa aku akan belanja cukup banyak. Tapi cerobohnya aku, aku tidak memperhatikan jalan. Ada apa didepan. Sehingga ketika aku sedang berjalan sambil melihat tumpukan mie instans di rak, trolleyku sepertinya menabrak sesuatu ketika aku akan belok kanan, dan es krimku melayang entah kemana.
Saat aku sadar, seseorang yang semenjak beberapa hari belakangan menghantui pikiranku sedang meringis pelan sembari melihat bajunya yang kotor karena es krimku.
Oh, tidak. Kebetulan apalagi ini? Apa Tuhan begitu membenciku sehingga aku harus melalui ini di hari minggu tenangku?
.
.:0o0:.
.
#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#

KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
Fiksi Penggemar-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...