🌸 48 🌸

961 105 2
                                    

Canggung.

Itu yang ia rasakan saat ini. Harusnya tadi ia menolak saja ajakan teman-temannya untuk tidak ikut ke rumah Sasuke. Tapi Ino dan Karin juga Naruto terlalu memaksanya. Mereka bilang ini waktu yang pas untuk mengadakan pesta setelah keberhasilan proyek mereka kemarin. Dan Sakura sebagai sekretaris Naruto tentu saja ikut andil didalamnya. Jadi, mau tak mau ia harus ikut. Begitulah kata bossnya.

Dan lihat apa yang terjadi sekarang? Ia merasa canggung. Teman-temannya mungkin tidak akan menyadari itu karena ia berusaha untuk terlihat senatural mungkin dihadapan mereka dan sepertinya itu berhasil. Tapi ia tak suka tatapan yang terus menerus dilontarkan oleh sang pemiliki rumah padanya sejak tadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan terus menghindarinya.

"Ah, kita kehabisan daging. Dan minuman," kata Naruto begitu mneyadari piring dan botol yang kosong.

"Biar aku saja yang membelinya. Kalian mau apa?" ucap Sakura, mengajukan diri. Mungkin aku bisa lepas darinya sebentar dengan ini.

"Kau yakin mau kau yang membelinya?" tanya pria pirang itu lagi.

"Ya, tak apa. Lagipula supermarketnya tak jauh dari sini 'kan?"

"Hm, baiklah. Kalau kau memaksa." Naruto memberikan sejumlah uang pada Sakura sebelum gadis itu mengambil jaketnya, bersiap untuk pergi. "Oh, Teme! Kau tak ada kerjaan 'kan? Kenapa tidak temani Sakura saja?"

Tubuhnya mendadak membeku mendengar ucapan Naruto. Ia mengutuk Naruto dalam hati. "Tidak usah, aku bisa sendiri kok. Kau ini apa-apaan sih, Naruto." Sakura menatap tajam pria itu, tapi sepertinya itu tidak berpengaruh.

"Kenapa aku harus menemaninya?" Ia memang bilang kalau tidak mau ditemani, tapi mendengar penolakan langsung dari pria itu rasanya cukup menyakitkan.

"Oh, ayolah. Kau tidak kasihan Sakura belanja sendiri malam-malam begini? Lihat, ini sudah hampir jam sepuluh! Ayolah, Teme. Aku yakin Sakura juga tak keberatan , ya 'kan, Saku?" Naruto mengedipkan sebelah matanya pada gadis itu yang dibalas dengan tatapan tajam.

"Aku setuju. Temani saja dia, Sasuke. Kau tidak setega itu 'kan membiarkan perempuan pergi sendiri malam-malam?" Kali ini Karin yang angkat bicara. Oh, sial mereka berdua itu ...

Sasuke berdecak lalu beranjak menghampiri Sakura, berkata pelan, "ayo." Lalu pergi dengan Sakura dibelakangnya. Naruto yang senang rencananya berhasil kembali memakan snack yang ada di meja kopi sambil menonton TV.

Tak ada percakapan berarti yang terjadi diantara mereka selama dalam perjalanan ke supermarket. Sakura dan Sasuke mengambil daging dan minuman yang dipesan teman-temannya.

"Apa stok cemilanmu habis?" tanya Sakuea ketika mereka melewati rak camilan.

"Kau mau beli cemilan?" Sasuke mengikuti Sakura yang berjalan mendekati rak cemilan, memilah beberapa cemilan yang akan dibelinya.

"Kau tidak mau?" tanya gadis itu lagi.

"Aku mau beli sayur," ucap Sasuke lalu meninggalkan Sakura yang masih sibuk memilih cemilan.

Ia menghampiri rak tomat-tomat merah berada dan mengambil beberapa. "Nii-san?"

"Hinata?"

Sakura mendekat. "Sudah?"

"Sakura-san?"

"Eh? Hinata-san?"

.

.:0o0:.

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang