🌸 29 🌸

927 114 4
                                    

-Jumat-

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku langsung pada Karin yang datang secara tiba-tiba dan menyuruhku menemuinya di lobby.

"Aku bosan. Ayolah. Kenapa kalian bekerja? Ini akhir pekan!" serunya, cemberut.

"Ini hari jumat. Akhir pekan dimulai besok, Karin." Kami berjalan menuju lift. Aku memencet lantai tujuh, tempat dimana ruanganku berada.

"Bagiku akhir pekan dimulai dari hari ini, kau tahu."

"Uh hum, tapi tidak dengan semua orang yang bekerja di kantor ini, kau tahu." Lift terbuka. Aku tersenyum ke arah Rin si gadis resepsionis sebelum menuju ruanganku. Mempersilahkan Karin untuk duduk di sofa yang ada disana.

"Waw. Ruanganmu lumayan juga," katanya kagum sembari memperhatikan sekeliling.

"Tentu saja. Aku sekretaris kesayangan Naruto," balasku membanggakan diri. Karin hanya menatapku dengan tampang menyebalkannya.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sore ini, jadi jangan melakukan hal aneh-aneh dan merepotkanku, mengerti?" Aku menatap Karin awas. Tidak menerima bantahan apapun.

Karin berpaling. "Iya iya. Tenang saja. Aku akan menjadi anak baik dan tidak merepotkanmu." Aku tersenyum sebelum melanjutkan pekerjaanku yang tertunda karenanya.

Karin memang lebih tua dariku, tapi terkadang dia lebih seperti anak kecil daripada aku. Tingkahnya benar-benar bisa membuatmu repot. Meskipun memang dia juga lebih dewasa dan bisa diandalkan daripada aku, hanya saja ya ... ya pokoknya Karin itu ... terlalu banyak tingkahnya yang tidak bisa ditebak, kay tahu? Moody? Seseorang yang bertingkah sesuai moodnya atau ya semacam itu.

Karin menepati janjinya. Tak merepotkanku selama aku bekerja. Aku tidak memperhatikannya, tapi yang kutahu daritadi dia bermain game. Hanya saja dua jam sebelumnya, dia tiba-tiba menjadi sangat pendiam, dan aku tahu alasannya. "Dia tidur." Di sofa.

Aku menggoyangkan tubuhnya pelan. "Hei, bangun." Satu kali tidak berhasil. Dua kali sama saja. Tiga kali tak ada hasil. "Suigetsu selingkuh."

Karin langsung bangkit, berteriak panik. "Apa?! Mana?! Mana perempuan itu?! Biar kubunuh dia! Berani mengambil calon suamiku!"

Aku menahan tawa. Cara ini memang selalu berhasil padanya, entah kenapa. "Tenanglah. Aku hanya bercanda."

Karin berbalik, menatapku tajam. "Berhenti mengejutkanku seperti itu! Itu tidak baik, kau tahu!" Dia kesal, tentu saja.

"Ayo pulang. Pekerjaanku sudah selesai." Aku mengambil barang-barangku di meja lalu kembali menghampiri Karin yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Kau bawa mobil?" tanyaku padanya ketika kami sudah di lift. Karin mengangguk. "Ke apt ku 'kan?" Karin mengangguk lagi.

Lift terbuka tanda kami sudah sampai tujuan. Aku melihat nya berjalan di lobby. Ada urusan apa dia kemari? Bertemu Naruto? Ah, sudahlah. Bukan urusanku.

"Oh, Sasuke!" Oh, sial Karin. Dan sekarang Karin mendekati nya, yang membuatku mau tak mau mengikutinya karena aku bersamanya. "Hei, apa yang kau lakukan disini?" Sejak kapan Karin akrab dengan nya?

Dia menoleh. "Pekerjaan. Kau disini?"

"Oh? Aku tak tahu kau bekerja disini." Karin menoleh padaku. "Kau tak bilang Sasuke bekerja disini."

"Kau tak bertanya," jawabku cuek.

"Sui disini juga?" Dia kembali bertanya.

"Sui masih di Amerika. Ngomong-ngomong, kami akan mengadakan pernikahan disini. Datang ya! Undangannya menyusul."

Dia tersenyum tipis. "Tentu."

Ini artinya aku akan bertemu dengannya nanti di pernikahan Karin? Wah. Dia ada dimana-mana.

.

.:0o0:.

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang