"Ada apa dengan Hinata? Kenapa juga Naruto harus meminta ijin padamu untuk mengajaknya pergi? Memangnya kau siapa?"
"Memangnya kau tak tahu? Sasuke 'kan kakaknya," jawab Naruto.
"Hah? Kau kakaknya? Sejak kapan?" tanya Ino lagi. Raut wajahnya terkejut. Jujur saja, aku juga.
"Kau pikir sejak kapan?" tanya dia balik.
"Ngomong-ngomong! Kita akan liburan ke Hokkaido. Kau mau ikut, Teme?" potong Naruto membuat Ino yang tadinya mau bersuara jadi diam.
"Dalam rangka apa?"
"Merayakan keberhasilan kita berhasil mengerjakan proyek kemarin. Aku, Ino, Sakura akan ikut. Kau ikut?"
"Proyek itu bahkan belum selesai, tapi kau sudah membuat perayaan?"
"Yah, tak apa 'kan? Hitung-hitung sebagai do'a juga semoga cepat selesai dan lancar sampai akhir. Jadi, bagaimana?"
Dia menoleh, menatapku sebentar sebelum kembali menatap Naruto. "Ikut."
"Okei! Kita akan menginap di villaku disana. Beruntung sekali kalian aku memiliki villa disana." Naruto memasang wajah bangga. Aku memutar mata melihatnya. "Sekarang bubar! Kita berangkat besok sampai minggu!"
"Hah?! Kau gila? Aku bahkan belum menyiapkan apapun!" seru Ino.
"Kalau begitu kau bisa menyiapkannya mulai dari sekarang. Mudah 'kan?" kata Naruto, mengangkat bahunya.
"Sakura, kita harus pulang!" Belum senpat aku menolak ajakan Ino, dia sudah menarik tanganku lebih dulu.
.
.:0o0:.
.
"Oh? Kukira kau tak ikut?" tanyaku melihat Karin dan Suigetsu yang ternyata juga ikut.
"Tentu saja. Kenapa kami harus melewatkannya?" jawab Karin. Mereka terlihat bersemangat. Tentu saja, siapa yang tidak semangat ketika mendengar kata liburan?
"Yo! Sudah datang semua?" Naruto setengah berlari menghampiri kami. Ia memakai baju pantai dan celana pendek andalannya.
"Memangnya kita akan ke pantai?" tanya Ino, bingung.
"Ya. Sakura tidak memberitahumu kalau villaku berada di dekat pantai?"
Ino menatapku tajam. "Kau tahu kalau kita akan ke pantai?!"
Aku menghindari tatapannya. "Eh? Kukira kau tahu? Haha."
"Aku tidak membawa bikini!" seru Ino histeris. Yaampun, kenapa aku bisa bersahabat dengannya sih?
"Kita bisa beli dijalan nanti 'kan? Lagipula memangnya kenapa kalau tidak membawa bikini?" jawabku, tenang.
"Tentu saja untuk memamerkan tubuh indahku ini. Memangnya apalagi?" Ino pergi setelahnya. Aku memutar mata. Tingkahnya itu terkadang terlalu berlebihan.
Perhatian kami semua tersita ketika sebuah mobil sedan mendekat dan Uchiha keluar darisana. Bersama gadis itu.
"Hinata-chan!" Hinata-chan?
"Naruto-kun." Naruto yang sepertinya mau memeluk Hinata tiba-tiba berhenti ketika Sasuke memberinya tatapan tajam. Ternyata dia kakak yang cukup protektip terhadap adiknya.
"Kita pergi naik RV-ku. Ada yang keberatan?" tanya Naruto ketika kami semua sudah berkumpul. Tak ada yang menolak, artinya semua setuju.
Setelah selesai memasukkan barang-barang, kami memulai perjalan menuju Hokkaido dari Tokyo.
Setidaknya, semoga liburan ini hisa membuat pikiranku sedikit lebih rileks.
.
.:0o0:.
.
#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
أدب الهواة-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...