"Jadi selama ini kau tahu tentang perasaanku?" Sakura menatap tajam Sasuke. Emosinya tiba-tiba naik. Air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya. Dan ketika pria itu mengangguk, emosinya semakin naik.
Sakura memalingkan wajah, air matanya turun. "Bagaimana bisa ... bagaimana bisa kau tahu tentang perasaanku dan tidak bicara apa-apa? Apa kau tahu bagaimana aku berusaha menghilangkan perasaan itu selama ini?! Selama ini aku selalu berpikir mungkin kau juga punya rasa yang sama denganku karena dulu kita sangat dekat. Tapi nyatanya, aku selalu kalah dengan perempuan lain diluar sana.
Setiap kali kau menjalin hubungan dengan gadis lain, aku selalu berpikir kalau aku salah. Kau tidak memiliki rasa yang sama denganku. Tapi aku lemah. Aku selalu menerimamu kembali ... " Sakura mengusap pelan air matanya. Perasaannya yang telah ia tutup dan berusaha lupakan selama ini tiba-tiba meluap keluar.
Sasuke terdiam. Ia tahu selama ini ia sudah membuat Sakura menderita karenanya. Tapi mendengar langsung dari gadis itu ... rasanya menyakitkan.
Sasuke mendekat, membawa gadis itu dalam pelukannya. Sakura terkejut, tentu saja. Gadis itu mencoba memberontak, tapi Sasuke malah mengeratkan pelukannya. "Maaf," ucapnya lirih. "Maaf. Maafkan aku ..." Dan dengan satu kata maaf itu, tangis Sakura pecah dalam pelukannya.
.
.:0o0:.
.
Butuh waktu cukup lama untuk menenangkan Sakura, tapi pada akhirnya ia berhasil. Gadis itu sama sekali tak bicara apapun lagi setelah ia selesai menangis. Dan sepertinya dia juga tak ingin Sasuke untuk melanjutkan pembicaraan mereka tadi. Jadi, tak ada yang bisa dilakukannya.
Tapi untungnya, liburan mereka berjalan seperti biasa. Meskipun kelihatannya Sakura masih menghindarinya, tapi setidaknya gadis itu masih mau bicara padanya, tidak seperti sebelumnya yang benar-benar menghindar —bahkan bertemu saja tidak mau.
Sasuke menghembuskan napas pelan. Ia belum sempat mengutarakan perasaannya pada Sakura, tapi gadis itu terlihat seperti tidak mau membahas hal yang kemarin lagi. Dan ini membuatnya tidak tenang.
Sepertinya kesalahan yang ia buat sudah terlalu fatal. Sakura mungkin saja sudah menutup hati untuknya sekarang. Bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan hati gadis itu kembali? Ini akan sulit.
.
.:0o0:.
.
"Besok hari apa?" tanya Ino. Mereka sedang memasukan barang-barang ke dalam rv. Pagi ini mereka akan pulang kembali.
"Senin. Kau harus kembali bekerja besok," jawab Karin.
Ino menghembuskan napas berat. "Hei boss, kau tidak bisa memberi kami libur sehari lagi?"
Naruto mendelik. "Kau sudah kuberi libur tiga hari, bahkan berlibur kemari. Masih kurang? Oh, atau kau mau aku menambahkan pekerjaanmu, huh?!"
Ino langsung tersenyum, memasang wajah ceria. "Ahaha maaf. Mungkin aku sedang linglung tadi. Lupakan saja apa yang kukatakan tadi, ya?"
Sasuke terdiam, menatap gadis yang kemarin malam menangis dipelukannya. Sakura mungkin bisa saja memasang wajah ceria didepan semua orang, tapi gadis itu tidak bisa membohonginya. Sasuke tahu, terlalu tahu mengenainya. Ia sudah bertahun-tahun memperhatikan gadis itu, dan Sakura tak bisa membohonginya.
Meskipun kini sepertinya, jarak diantara mereka semakin menjauh sedikit demi sedikit.
"Baiklah, ayo kita pulang!"
.
.:0o0:.
.
A/N:
Happy new year 2020 wahai para penghuni wattpad! Haha
Semoga taun depan aku, kamu, kalian, kita semua selalu dilimpahi keberkahan dan taun ini lebih baik dari taun sebelumnya! 😙❤️.
#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#
.
#Thank you!#
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours
Fanfiction-FIVE- Saat kupikir kau telah pergi... tapi ternyata pada akhirnya kau kembali dan menghancurkan pertahanan yang selama ini sudah susah payah kubuat. ✴️ Kau berbahaya. Sangat berbahaya. Aku harus menjauh darimu. Tapi sayangnya tubuh dan hatiku meno...