🌸 54 🌸

995 120 27
                                    

Sakura menaruh tasnya sembarang, melepas kancing-kancing atas kemejanya lalu menjatuhkan diri ke atas kasur. Rasanya lelah sekali hari ini. Sudah lama ia tak bekerja semelelahkan ini.

Ah, ingatannya kembali ketika Karin memberinya surat yang katanya dari Sasuke. Ia terlalu sibuk tadi sehingga tak sempat membukanya.

Ia merogoh tasnya yang tergeletak tak berdaya di lantai. Ia membuka surat itu dengan perasaan gugup. Tak biasanya Sasuke memberi surat. Kira-kira apa yang ditulisnya?

Matanya membaca dengan teliti satu persatu kata yang ditulis pria itu disana. Tak sampai sepuluh menit, sakura berlari keluar dengan membawa tasnya, tanpa menengok ke belakang sekalipun. Ia bahkan tak sabar menunggu lift sehingga terpaksa menggunakan tangga untuk turun. Dengan perasaan gusar mencari taksi yang lewat. "Ke bandara pak. Tolong cepat ya pak!"

.

Hei, Sakura.

Mungkin ini akan terlihat aneh karena aku tak pernah menulis surat seperti ini sebelumnya. Tapi karena sepertinya aku tak mendapat kesempatan untuk bicara denganmu, jadi kupikir mungkin ini satu-satunya caraku untuk bicara denganmu.

.

"Pak, tolong cepat pak!" Entah sudah keberapa kali Sakura mengigit kukunya, gelisah. Terus-terusan melihat jam yang melingkar di tangannya. Kumohon, Tuhan. Kumohon! Semoga masih sempat!

.

Sebenarnya aku ingin menyampaikan ini langsung padamu, aku sayang, tidak, aku cinta padamu, Sakura. Sejak dulu. Kau benar, mungkin caraku salah ketika aku lebih memilih perempuan lain dulu, tapi aku tak bisa diam saja ketika melihatmu ditindas oleh murid-murid lain yang mengaku fansku. Maafkan aku. Aku akan lebih memilih mereka jika memang itu bisa membuatmu tidak lagi ditindas. Meskipun itu artinya aku harus menyakiti hatimu.

Tapi aku tak bisa bilang ini semua padamu, karena sepertinya kau juga tak mau kalau aku tahu tentang itu 'kan? Itulah kenapa kau menyembunyikannya dariku selama ini. Tapi, aku tak suka melihatmu menderita demi diriku, Sakura. Seperti saat ini.

.

Matanya panas. Sakura tak bisa tak menangis ketika kata-kata dalam surat yang diberikan Sasuke kembali terngiang di kepalanya. Kenapa Sasuke kenapa?! Kenapa kau melakukan ini padaku?!

.

Jadi, aku akan ke Amerika. Selasa malam besok. Tadinya aku tidak ingin pergi, berat rasanya harus meninggalkanmu lagi. Hanya saja, sepertinya sekarang kau tidak lagi membutuhkanku, bukan? Aku tidak cukup bodoh untuk tahu kalau kau menghindariku secara terang-terangan semenjak kita liburan di Hokkaido. Aku tahu kau mungkin sudah menutup hatimu untukku.

Jadi, daripada kau tersiksa terus-terusan bertemu denganku, mungkin ini akan membuatmu lebih lega dengan kepergianku, bukan begitu?

.

Tidak! Nyatanya, Sakura sama sekali tak merelakan itu. Ia tak mau pria itu pergi. Tak mau. Ia memang berusaha menutup hatinya, tapi ia tak pernah tahu kenyataan kalau ternyata selama ini, Sasuke mempedulikannya sampai sejauh itu. Ia tak tahu semua itu. Sasuke memang salah memilih cara itu untuk melindunginya dan pria itu mengakuinya, tapi Sakura tak pernah bisa menerima orang baru untuk menempati tempat di hatinya selama ini karena rasanya yang masih ada untuk pria itu. Oh, tidak, apa kini ia yang jadi orang jahatnya karena dengan bodohnya malah melepaskan pria itu?

.

Karena aku mungkin tidak bisa berhadapan denganmu lagi nanti. Kau mungkin akan melupakanku dan mendapatkan lelaki yang lebih baik, aku selalu berharap untuk kebahagiaanmu, Sakura. Maafkan aku yang bodoh ini karena terus menerus menyakitimu ...

.

Sakura memberikan sejumlah uang pada supir taksi itu ketika taksi yang ditumpanginya berhenti tepat di bandara setelah satu jam perjalanan. Ia berlari, menghampiri petugas bandara, bertanya, "Maaf, pak. Penerbangan ke Amerika malam ini, jam berapa ya?"

Petugas bandara itu melihat jam tangannya. "Oh, pesawatnya baru saja pergi, lima menit yang lalu."

Kakinya seketika lemas. Sasuke pergi. Pria itu pergi. Meninggalkannya untuk yang kedua kali.

Sakura terduduk di salah satu kursi disana. Matanya berair. Ia menyembunyikan wajahnya dalam dekapan kedua tangan diatas lutut. Seketika itu, tangisannya pecah.

Ia terlambat.

.

Berbahagialah. Maaf karena tak pernah bisa jadi yang terbaik untukmu. Aku mencintaimu. Selalu. Terima kasih karena sempat mencintaiku. Aku sangat menghargai itu.

Selamat tinggal.

Sasuke Uchiha

.

.:0o0:.

.

N/A:
Menurut kalyan gimana? Mending Sasu sama Saku hepi ending, bersatu lagi, atau Saku sama yg lain aja nanti?
Hm, sebenernya aku masi bingung sama endingnya karena banyak opsi yg aku buat :v
Antara ingin Sasu sama Saku lagi, tapi Sasunya nyebelin jadi aku jg pengen mereka pisah wkwk dilemaaaa :(
Huhu help me, dong? :(

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang