19.

10.9K 1.2K 67
                                    

Syahna's Pov

Aku keluar dari mobil Naya dengan tergesa-gesa. Kenapa sih aku harus mengatakan hal memalukan seperti tadi? Buat apa juga aku minta dia kabarin aku kalau dia sudah sampai? Duh, Syahna kenapa bego banget sih jadi orang. Malu-maluin aja!

"Aku pulaaang," salamku ketika membuka pintu.

Mama menghampiri. "Anak Mama udah pulang."

"Eh adek abang yang paling jutek udah sampe rumah, kok sore sih kamu pulangnya?" Ada Bang Andra menyahuti sembari main PS di ruang tv.

Aku menyalimi tangan Mama. "Kenapa si abang ada di rumah Ma? Tumben banget."

"Abang kamu katanya hari ini lagi gak ada kelas."

Aku menghampiri Bang Andra dan duduk di sebelahnya. "Alah, paling juga dia yang mager Ma."

Sebelah tangan Bang Andra mengacak rambutku. "Yeee, anak sekolahan jangan sok tahu deh. Nanti juga kalo kamu udah kuliah bakal ngerasain."

"Paling juga alasan Bang Andra doang. Udah ah, aku mau ke atas," ucapku sambil mematikan PS-nya.

"Deeekkk, kok dimatiin sih PS guaaaa?"

"Haha, biarin weeekk," ejekku.

Mama menggelengkan kepala melihat kami berdua.

"Kamu udah makan belum Sya?"

"Udah Ma, aku ke kamar dulu ya mau ganti baju."

"Iya sayaaang."

Aku menaruh tas dan melepaskan cardigan yang sejak tadi ku pakai. Aku menghidupkan speaker lalu mendengarkan playlist favoritku sambil mengganti baju.

Kemudian ponselku berbunyi beberapa kali karena ada notifikasi chat masuk. Aku pun memeriksanya.

One notification from Mala

One notification from Naya

Aku langsung membuka pesan yang dari Naya.

"Gue udah sampe apart." – Naya

Seutas senyuman pun merekah di wajahku, entah kenapa.

Naya is typing...

"Lho, dia masih ngetik?" batinku.

Naya send a picture

Aku pun membukanya lalu tertawa melihat foto yang ia kirimkan.

Naya mengirimkan sebuah foto jempol kirinya dengan latar belakang ruang apartemennya.

"Apa sih? Norak lo!" – balasku.

Naya is typing...

Aku menunggu balasannya, 10 detik, 20 detik, 1 menit.

Kok dia gak bales lagi sih. Ih nyebelin.

Baru saja aku ingin menaruh ponselku di atas meja, chat dari Naya akhirnya masuk juga.

"Nungguin ya?" – Naya

Aku mengerutkan dahi membacanya.

"Nungguin apaan ya?" – Syahna

"Nungguin balesan gue." – Naya

Lho, kok dia bisa tahu sih?!

"Idih, pede gila." – Syahna

"Orang kayak lo mana mau ngaku." – Naya

"Orang kayak gue maksudnyaaaaa?" – Syahna

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang