*Play the song
Syahna's Pov
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung memapah Naya menuju UGD. Dokter yang berjaga di sana dengan cepat memeriksa jahitan bekas luka tusuk di perutnya. Sedangkan aku harus menunggu di luar hingga pemeriksaan selesai.
Setelah hampir 15 menit, seorang perawat memanggilku dan memintaku untuk menemui Naya yang tengah berbaring. Dia terlihat jauh lebih baik walau wajahnya masih agak pucat.
"Gimana Dok teman saya?" tanyaku pada Dokter yang menangani Naya.
"Bilangin nih sama teman kamu, jangan bandel, jangan kebanyakan gerak, angkat beban yang berat-berat, apalagi sampe lari-larian, jahitannya belum kering," jawab sang Dokter ramah.
"Iya Dok, teman saya emang susah dibilangin," sahutku.
"Makanya, kamu sebagai sahabatnya harus ingetin teman kamu terus ya. 5 hari ke depan kamu cek lagi ke sini ya," ucap Dokter tersebut ke Naya dan dia hanya menganggukkan kepala.
"Yasudah, saya tinggal ya."
"Iya Dok, terimakasih Dok."
Dan Dokter tersebut meninggalkan kami untuk memeriksa pasien lainnya. Naya mencoba untuk bangun dan aku membantunya.
"Mau ngapain sih?"
"Mau urusin administrasi lah," ucapnya sembari ingin turun dari tempat tidur.
Aku menghentikannya. "Gak usah, gue aja. Lo tunggu sini."
"Yaudah nih, pegang aja dompet gue. KTP gue ada di dalem dan untuk pembayaran, pake kartu gue aja. Gue chat password-nya ke lo."
"Are you serious? Password is a big a secret tho, lo percaya sama gue gitu aja? Kalo gue jahat gimana?"
"No, you're not. Gak usah bawel, kalo gak mau yaudah gue aja yang urus."
"Iya-iya, yaudah tunggu sini," gerutuku padanya tanpa bisa melakukan apa-apa selain mengikuti kata-katanya.
Setelah aku mengurus segala urusan adminitrasi, aku pun kembali ke Naya dan kami pergi dari rumah sakit.
"Lo tinggal di rumah gue aja ya untuk sementara waktu," ucapku ke Naya sambil fokus mengemudi.
"Gak apa-apa emang?"
"Ya gak apa-apa."
"Terus kalo lo sekolah, gue gimana? Gue sewa apart aja deh."
"Terus kalo lo di apart, siapa yang akan jagain dan ngerawat lo."
"Emang kalo di rumah lo, lo akan jagain dan ngerawat gue?"
"Ya gak lah, gue minta Bi Sami."
"Hemmm."
"Kenapa?" aku menoleh padanya.
Dia hanya menatap ke arah jalanan. "Kirain."
"Kirain apa?"
"Ya kirain lo yang bakal ngerawat gue."
"Kan gue sekolah, gimana sih lo?"
"Ya kalo lo pulang sekolah kan bisa."
"Pulang sekolah itu waktunya gue ngerjain tugas."
Terdengar helaan nafas dari Naya. "Yaudah deh, gue ke Kiara aja."
Aku langsung menepikan mobil di pinggir jalan.
"Apaan sih Sya tiba-tiba berhenti?"
Aku menatapnya. "Turun lo, sana telpon Kiara!"
Naya terlihat kaget. "What?"

KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
RomansaHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...