50.

14.9K 1K 196
                                    

*play the song (it represents Naya's feeling)


Naya's Pov

Gue dan Syahna sama-sama saling diam menatap ke luar jendela dengan pikiran kami masing-masing. Hingga yang lain tiba, kami pun langsung masuk ke dalam rumah Will.

Will langsung mengajak ke pinggiran kolam renang yang letaknya ada di bagian samping.. Di sana sudah disediakan tempat grilled dan berbagai perlengkapan masak lainnya.

"Will, sorry, toilet sebelah mana ya? Gue mau cuci tangan dulu," tanya Syahna ke Will.

"Oh itu lo lurus aja Sya ke arah ruang tengah, di samping kiri ada pintu, itu toiletnya. Ada tulisannya kok," jawab Will.

"Oke," sahut Syahna.

"Gue ikut," gue pun mengikutinya dari belakang.

"Ceileeeh, gak mau banget ditinggal Nay," Aris mengejek.

Gue menoleh ke belakang ke arahnya lalu mengacungkan jari tengah padanya membuat dia malah semakin tertawa, sama seperti yang lainnya.

Syahna menghentikan langkah di depan pintu toilet. "Kamu mau ngapain?"

"Kamu?" gue malah balik bertanya.

"Cuci muka, cuci tangan, cuci kaki."

"Aku juga."

"Hemmm, yaudah gantian. Aku duluan."

"Silakan."

Dia pun masuk ke dalam terlebih dahulu hingga beberapa menit. Lalu dia keluar sambil mengusap wajahnya dengan tisu. Gue memerhatikannya dan menghentikan gerakannya untuk sesaat.

"Bentar," ucap gue sambil mengambil sisa tisu yang ada di dahinya dan mengusap sedikit air yang masih tersisa di sana.

Syahna terlihat salah tingkah dengan jarak kami yang sangat dekat seperti ini. Gue pun sampai bisa merasakan deru nafasnya dan mencium wangi parfum dari lehernya.

"Sorry," ucap gue.

"Iya, gak apa-apa. Makasih," sahutnya.

Gue mempersilahkan Syahna untuk lewat dan kembali berkumpul dengan yang lain. Ketika gue selesai mencuci tangan, gue juga menghampiri mereka dan melihat Will dengan Aris sedang mempersiapkan arang untuk dibakar, sedangkan Kiara, Syahna, dan Mala sedang memotong daging serta sayuran.

"Gue ngapain nih?" tanya gue membuat semua orang menengok ke arah gue.

Aris langsung menghampiri dan merangkul bahu gue. "Ya lo bantuin gue dan Will lah Nay, biar imbang, tiga-tiga. Sini, lo bumbuin daging yang ditusuk sama cewek-cewek."

"Hemm, okay. Kan gue juga cewek Ris."

"Iya sih cewek, tapi jadi-jadian haha. Udah sini lo bantuin."

Gue menoyor kepala Aris. "Sialan lo."

Kami ber-6 pun melanjutkan barbecue-an di pinggir kolam renang dengan saling mengobrol dan bercanda seperti biasanya. Gue pasti akan merindukan momen-momen kayak gini bareng mereka. Banyak hal yang sudah kami lewati bersama.

Dari awal gue masuk ke sekolah, Aris orang pertama yang menyodorkan tangannya dan berteman sama gue. Lalu ada Ody dan Ryo yang selalu bikin jokes receh tapi tetap bisa bikin tertawa. Kemudian gue mengenal Syahna, cewek jutek yang selalu ribut sama gue sampai akhirnya kami mengakui perasaan masing-masing. Syahna pula yang menjadi alasan utama gue mulai merasakan kalau gue punya tujuan untuk tinggal di Jakarta.

Dan juga Mala yang selalu ngintilin Syahna ke mana pun dia pergi, hingga Aris jadian dengan Mala, kami jadi semakin sering meluangkan waktu bersama.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang