*play the song
Syahna's Pov
Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya karena harus datang lebih awal ke sekolah. Ya, hari ini sekolah kami akan mengadakan study tour ke Sukabumi selama 3 hari.
Kami akan mengadakan kunjungan ke beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Cisaat. Sebenarnya, setiap angkatan beda tujuan kunjungannya. Dan angkatanku dapat kecamatan tersebut.
"Semua keperluan kamu udah masuk koper sayang?" tanya Mama.
"Udah kok Ma," jawabku sambil mengikat tali sepatu.
Papa berdiri di depanku. "Udah siap berangkat?"
"Udah Pa."
"Yuk."
Papa mengantarku sampai ke sekolah. Papa ikut turun dan bertemu dengan Bu Reni. Layaknya anak SD yang baru pertama kali pergi, Papa 'menitipkan' aku ke Bu Reni.
"Saya minta tolong titip Syahna ya Bu," ucap Papa.
"Iya Pak, tenang saja. Syahna ini kan jadi panitia, pasti dia gak akan jauh-jauh dari guru pengawas. Lagipula anak Bapak ini bisa diandalkan," sahut Bu Reni ramah.
"Iya Bu. Semoga lancar semuanya di sana ya."
"Iya Pak, amiiiin."
"Yasudah kalau begitu, saya pamit pergi dulu. Terima kasih Bu."
"Iya Pak, sama-sama."
Papa kembali menghadap ke arahku dan aku mengantarnya ke mobil. Sebelum masuk ke dalam, Papa memeriksaku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu Papa tersenyum dan sebelah tangannya memegang lembut puncuk kepalaku.
"Anak bungsu Papa sudah besar ya. Kayaknya baru kemarin Papa antar kamu waktu masih kelas 1 SD pas kamu mau karyawisata ke Taman Safari. Eh sekarang, putri kecil Papa udah tumbuh jadi gadis yang cantik. Kamu jaga diri di sana baik-baik ya Nak. Nanti Papa jemput lagi ke sekolah."
Aku tersenyum hangat ke Papa. "Papa kok tiba-tiba jadi melankolis gini? Iya Pa, makasih ya udah mau anterin aku."
"Iya sayang, kabarin Papa dan Mama terus ya."
"Pasti Pa," lalu aku menyalimi tangan Papa.
Tiba-tiba Naya datang menghampiriku.
"Selamat pagi Om," sapa Naya ke Papa.
"Eh ada Naya, pagi juga Nay," sahut Papa.
"Gak sama Tante Om anter Syahna-nya?"
"Istri Om lagi mau yoga sama Ibu-ibu komplek katanya," ucap Papa berbisik ke Naya.
"Wuah seru banget," sahut Naya.
"Kamu sendirian aja? Gak diantar Papa atau Mama kamu?" tanya Papa ke Naya membuatku langsung melihat ke Naya.
Naya tersenyum. "Biasa Om, lagi pada di luar kota."
"Wuah, orang tua kamu pasti sibuk sekali ya. Yaudah, nanti pas pulang Om akan jemput Naya lagi, sekalian sama kamu ya."
"Gak usah repot-repot Om, aku bisa naik taksi."
"Sudah, nanti Om jemput kamu bareng Syahna ya. Yasudah, Om pamit dulu. Kalian berdua hati-hati selama di sana, jangan nakal, ikutin apa kata guru kalian. Dan Naya, Om titip Syahna ke kamu ya. Tolong jagain putri bungsu Om."
Naya sempat menoleh ke arahku sejenak lalu kembali menatap Papa. "Iya Om, aku pasti jagain Syahna."
"Makasih Naya. Om pamit ya, hati-hati di jalan," dan Papa pun kembali masuk ke dalam mobil lalu pergi ke kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
RomanceHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...