Syahna's Pov
Istirahat Pertama
Aku langsung menghampiri Naya dan menarik lengannya untuk ikut denganku ke kantin. Aku membeli jus melon dan mangga lalu dua buah roti kukus untuk kami makan di taman belakang. Naya tidak banyak bicara, dia hanya mengikuti ke mana langkahku pergi.
Ketika kami sampai di taman, aku langsung duduk di bawah pohon rindang dan memberikannya jus mangga serta roti kukus yang tadi aku beli.
"Nih, makan," ucapku.
Dia mengambil jus dan roti dari tanganku dan kami pun makan bersama.
"Jelasin, maksud surat kamu tadi itu apa?" tanyaku langsung karena dibuat penasaran olehnya.
"Oh, itu, ya begitu," jawabnya cuek.
"Ih, yang bener kek jawabnya! Tadi di ruang kepsek, kalian diapain? Terus kenapa kamu nulis gitu?"
Dia sedikit tertawa. "Yaaa, Kepsek marah-marah."
"Terus?"
"Terus manggil orang tua, besok disuruh datang."
"Papa dan Mama kamu emang lagi di sini?"
Naya menggelengkan kepalanya.
"Terus gimana?"
"Nanti minta tolong kakak sepupu aku aja."
"Bukannya kamu gak deket sama keluarga kamu di sini?"
"Kalau sepupu yang ini, aku lumayan deket karena dia suka ngunjungin Omah dulu di Norway."
"Oh gitu, Terus, kamu gak dikeluarin kan dari sekolah?" Aku menatapnya dengan lekat.
Naya pun menghentikan gerakannya yang sedang ingin mengunyah roti.
"Emmm..." dia bergumam.
"Engga kan Nay?"
"Emmm..."
"Jangan emmm aja, jawab!"
Lalu sedetik kemudian, Naya menganggukkan kepalanya.
Aku langsung mengerutkan dahi. "Kamu dikeluarin?"
Dia kembali menganggukkan kepala.
Aku langsung panik. Biar gimana pun Naya berantem dengan anak STM itu karena aku.
"Nay, kamu becanda kan?"
Dia hanya menghela nafas.
Aku pun masih menatapnya dengan lekat dan sebulir air mata jatuh begitu saja di pipiku. "Gak boleh, kamu gak boleh dikeluarin dari sekolah. Aku harus jelasin ke Kepsek."
"Kok kamu nangis?" tanya Naya dengan wajah penuh kekhawatiran.
Aku mengusap air mataku lalu berdiri. "Aku harus jelasin ke kepsek."
Naya langsung menghentikanku dan memintaku untuk kembali duduk di sampingnya.
"Gak usah Sya," ucapnya.
"Gak, aku harus jelasin biar kamu gak dikeluarin," sahutku kembali berdiri bersiap untuk pergi ke ruang Kepsek.
Naya kembali menghentikanku. "Aku bercanda."
Aku menoleh ke arahnya. "Maksudnya?"
"Aku becanda, aku gak dikeluarin, hehe" jawab Naya.
Aku menatap dalam kedua matanya. "Bercanda lo gak lucu!"
Lalu aku pun pergi meninggalkan Naya.
"Syaa, Syaaaa, sorry, aku gak maksud. Syaaaa..." Naya terus memanggil namaku dan mengejarku.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
RomanceHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...