Naya's Pov
Sepulangnya Aris dan Syahna dari rumah, gue memutuskan untuk kembali ke kamar. Sampai makan malam pun, gue meminta Bi Siti mengantarkannya karena gue menghindari bertemu dengan Mama.
Ya, walaupun sepertinya dia juga sibuk dengan urusannya sendiri. Sejak tadi, Mama tidak ada melihat keadaan gue atau at least masuk ke kamar gue. Kayaknya Mama udah sebenci itu sama gue, dan gue pun juga gak peduli.
Gue tengah duduk di balkon kamar sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone. Tiba-tiba saja ponsel gue berdering ada panggilan masuk dari Syahna. Dia ganti namanya di phonebook gue ternyata.
"Halo."
"Halo Nay, di mana?"
"Di rumah lah. Kenapa?"
"Lagi apa?"
"Lagi duduk. Kenapa?"
"Emmm, udah makan malem?"
Gue mengerutkan dahi sejenak, ada apa sama si syaiton?!
"Udah. Kenapa?"
"Pake apa?"
"Bi Siti masakin sayur sop sama ayam. Kenapa?"
"Bisa gak sih lo jawab aja pertanyaan gue tanpa harus tanya balik kenapa?"
"Lho, emang kenapa?"
"Zzzzz, tau ah."
"Lo kenapa sih? Kesambet? Eh tapi kan lo syaiton, mana mungkin kesambet."
"Bisa gak sih sekali aja lo gak nyebelin?"
"Emmm," gue hanya bergumam.
"Udah minum obar belum?"
"Belum."
"Kenapa belum? Udah tahu lagi sakit, abis makan tuh langsung minum obat, bisa gak sih lo care sama diri lo sendiri?"
Bibir gue pun mengulum senyum mendengarkan omelan Syahna barusan.
"Jawab, jangan diem aja," lanjutnya.
"Ya gimana gue bisa jawab sih, lo nyerocos terus daritadi gak pake titik."
"Kenapa belum minum obat?"
"Karena obatnya baru bisa diminum satu jam setelah makan malem, dan gue baru 5 menit lalu selesei makan. Udah puas sama jawabannya?"
"Emmm, emmmm..." gumam si Syahna dari balik telpon.
"Lo lagi gak ada kerjaan ya?"
"Ada tapi gue pengen tanya banyak hal ke lo."
"Duh, apa sih yang mau lo tahu?"
"Pertama, kenapa lo bisa ditusuk sama perampok? Kedua, kenapa lo harus bohong sama pihak sekolah? Ketiga, kenapa lo harus selama itu ijin dari sekolah? Dan keempat, lo baik-baik aja kan di rumah? I mean, nyokap lo gak ngapa-ngapain lo lagi kan?"
Gue kembali tersenyum mendengarkan segala pertanyaan dari Syahna.
"Perlu gue jawab?"
"Ya perlu lah."
Gue menarik nafas.
"Pertama, gue ditodong orang di pinggir jalan terus gue ngelawan jadi kena tusuk. Kedua, karena gue males sekolah. Ketiga, jawabannya sama kayak kedua. Dan yang terakhir, ya gue harap gue akan baik-baik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
عاطفيةHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...