21.

9.6K 1K 27
                                    

Flashback di Apartemen

Naya's Pov

Ini beer ketiga yang gue minum bareng Aris. Sejak tadi, kami hanya mengobrol santai. Aris banyak cerita mengenai anak-anak di sekolah termasuk kisah Syahna dan Kiara. Persahabatan antar cewek memang lebih complicated, too much drama.

Aris melihat jam di tangan kirinya. "Nay, gue harus balik nih jemput adek gue ke tempat lesnya."

"Oh yaudah Ris, thanks ya udah nemenin gue."

"Iya sans aja. Kalo lo butuh apa-apa, hubungin gue aja ya Nay," ucap Aris sembari mengacak lembut puncuk kepala gue.

"Yeah, will do."

"Oke, cabut ya gue, bye Nay."

"Bye."

Ketika Aris keluar dari apartment, gue melihat ponsel gue ternyata mati karena lowbet. Gue pun men-charge-nya sambil membereskan kaleng beer serta bungkus cemilan yang tadi dinikmati bareng Aris.

Setelah itu, gue kembali menatap langit malam Jakarta dan mengingat perkataan Mama di malam itu. Gue tidak mengerti apa yang sebenarnya membuat Mama segitunya membenci gue.

Dari awal, gue tidak pernah mau kembali ke negara ini karena gue hanya akan terkungkung oleh keinginan Papa. Rasa nyaman itu sudah tidak ada lagi. Gue ingin bebas dan kembali ke Norwey tinggal bersama Oma.

Tapi semenjak mengenal Syahna, gue seperti memiliki alasan baru untuk bertahan di sini. Setidaknya sampai lulus SMA nanti.

Gue kembali mengecek ponsel dan mengaktifkannya. Beberapa notifikasi chat langsung masuk. Terlihat ada nama Syahna dan Emily.

Gue membuka jajaran chat dari Syahna.

"Lo lagi di mana?" – Syaiton

"Kok gak bisa ditelpon?" – Syaiton

"Nay, lo di mana?" – Syaiton

"Mau ketemu kapan?" – Syaiton

"Lo kenapa?" – Syaiton

Seulas senyum pun terbentuk di wajah gue begitu saja. Syahna, kenapa lo bisa bikin gue kayak gini ya?

Dengan sengaja, gue hanya membaca pesannya. Lalu gue siap-siap untuk mandi.

Sudah hampir satu jam gue mendiamkan chat darinya. Sampai akhirnya gue gak tahan lagi untuk benar-benar ingin bertemu dengan Syahna sekarang juga. Kemudian gue mengambil jaket dan kunci mobil lalu bergegas pergi ke rumahnya.

Sesampainya di komplek perumahan Syahna, gue langsung menelpon dirinya. Dia terdengar kaget ketika gue bilang kalau gue sudah ada di depan gerbang rumahnya. Dia pun keluar dengan mengenakan pakaian rumah, yakni short pants berwarna peach serta kaos polos bergambar Snoopy. She looks so cute.

Syahna mengetuk kaca mobil gue. "Buka."

Gue tersenyum sedikit melihat wajah kagetnya. Gue tidak membukakan kaca mobil tapi gue langsung keluar dan berjalan ke arahnya.

"I wanna see you," ucap gue. Entah apa yang mendorong diri gue hingga sampai senekat dan se-random ini datang ke rumahnya.

Syahna terlihat sangat bingung. "Ya, you.. see me now."

Gue diam sejenak lalu maju selangkah mendekat ke arahnya. Gue cuma pengen meluk lo Sya.

Sedetik kemudian, gue memeluk erat tubuh Syahna tanpa berkata apa-apa.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang