41

9K 1K 68
                                    

*Play the song


Syahna's Pov

Penampilan Naif baru saja selesai dan juga menandakan waktu ishoma sebelum lanjut ke acara selanjutnya. Aku pun menghampiri Naya yang sedang duduk bersama Will, Kiara, Aris, dan Mala di pinggir lapangan depan Lab Kimia.

"Eh, Ibu panitia dateng juga," ucap Aris melihatku berjalan ke arah mereka.

Naya langsung berdiri dan mempersilakanku duduk di sampingnya.

Aku menghela nafas sambil menatap mata pacarku itu. "Capek."

Naya tersenyum. "Mau aku pijitin?"

Aku menggeleng.

Naya mengerutkan dahinya. "Terus? Maunya?"

"Peluk," sahutku.

"Aduh-duh-duuuuh, udah gak pake malu-malu lagi sekarang ya," Aris menggoda kami.

"Bodo ah, di depan lo-lo ini. Gue lagi beneran capek," jawabku.

Naya melepaskan sling bag yang sejak tadi aku pakai, lalu dia menarik tubuhku ke dalam pelukannya.

"Besok kita ke spa ya," ucap Naya pelan dan aku hanya menganggukkan kepala. Dia memang sangat pengertian.

Will-Kiara kembali melanjutkan obrolan mereka, Aris-Mala juga kembali bermain dengan ponselnya, begitu pun dengan aku dan Naya yang mengobrol berdua. Entah kenapa, ketika capek dan lelah seperti ini, aku jadi begitu manja ke Naya. Aku hanya ingin dipeluk olehnya.

Acara pun segera kembali dimulai. Seluruh panitia diminta ke tempatnya masing-masing. Naya mengantarku sampai ke panggung utama, lalu dia balik lagi ke depan lab kimia. Acara selanjutnya ada pertunjukan mini-drama dari ekskul sekolah kami. Lalu akan dilanjutkan pengumuman pemenang dari beberapa lomba yang diadakan seminggu terakhir ini. Kemudian acara puncak di mana Maliq & D'essentials akan perform sebagai closing pensi sekolah kami.

Paniti semakin sibuk dengan tugasnya, termasuk aku yang harus lari bulak-balik ke backstage dan control spot karena tiba-tiba ada salah satu lighting yang tidak menyala. Masalah pun bisa kami selesaikan dengan cepat karena kerja tim work yang baik.

Hingga pada akhirnya Maliq sedang bersiap, hampir seluruh pengunjung pensi ini sudah memadati area lapangan utama. Semua tidak sabar untuk menikmati penambilan band terakhir. Aku bisa melihat dan merasakan vibe yang meyenangkan di sini.

Semua orang excited, ada yang bergerombolan dengan teman gengnya, ada juga yang bersama pasangannya, dan bahkan ada beberapa cowok yang bersiap menembak gebetan mereka. Aku bisa melihatnya karena banyak dari mereka yang membawa bunga atau pun cokelat. Benar kata Mama, masa-masa SMA memang masa paling menyenangkan.

Maliq & D'essentials mulai masuk panggung dan menyapa semua pengunjung. Tanpa perlu basa-basi, band yang sudah menjadi langganan pensi sejak hampir 10 tahun lalu ini langsung memainkan salah satu lagu andalan mereka, Setapak Sriwedari.

Dari suduh sebelah kiri, aku bisa melihat Will tengah memegang pinggang Kiara sambil menonton ke arah panggung. Begitu pun dengan Aris yang sedang memegangi tas Mala karena Mala terlalu excited nyanyi sampai jingkrak-jingkrakan. Lalu aku mencari sosok Naya, tapi tidak ada bersama mereka. Aku mengambil ponsel lalu mengiriminya beberapa pesan tapi tidak ada jawaban. Aku mencoba menelponnya dan masih tidak diangkat.

"Chik, lo tolong handle dulu ya. Gue ada urusan bentar," ucapku ke Chika sambil memberikannya kertas catatan gue.

"Oh, iya Kak," sahut Chika bingung.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang