Naya's Pov
Di jam pelajaran terakhir ini, Bu Reni tengah menjelaskan jadwal Ujian Nasional yang akan dilaksanakan dua minggu lagi. Tidak terasa, sudah mau satu tahun gue tinggal di Jakarta. Dan itu berarti waktu gue tinggal sedikit lagi sebelum Papa kirim gue kuliah di UK. Sampai detik ini, Syahna belum tahu sama sekali tentang rencana itu. Gue juga bingung bagaimana caranya memberitahukan dia.
"Jadi sebelum Ujian Nasional, khusus kelas XII akan diliburkan selama satu minggu untuk minggu tenang," jelas Bu Reni yang langsung disahuti dengan riuh.
"Yeeeayyy..."
"Tenang-tenang semuanya. Kalian diliburkan agar bisa belajar dan mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional bukan buat main-main. Mengerti?"
"Ngerti Buuuu."
Bel Pulang Berbunyi
"Yasudah, ketua kelas, silakan pimpin doa," ucap Bu Reni sebelum membubarkan kelas.
Semua pada bersemangat untuk langsung pulang. Gue menghampiri Syahna ke mejanya.
"Sya, jalan dulu yuk?" ajak gue.
"Jalan ke mana?" tanyanya sambil memasukkan buku ke dalam tasnya.
"Emmm, makan ramen di Blok M, mau?"
"Mau dooong," sahut Mala.
Aris pun menghampiri. "Yaudah yuk rame-rame aja. Ajak Will sama Kiara juga."
"Boleh tuh, bentar-bentar, gue telpon Kiara dulu," ucap Mala.
Selagi Mala menelpon Kiara, gue memerhatikan wajah Syahnya yang tampak berbeda.
"Kamu kenapa?" tanya gue dengan suara pelan padanya.
"Gak apa-apa," jawabnya berbohong.
Gue menghela nafas. "Kalo cewek ngomong gak apa-apa, itu tandanya pasti ada apa-apa. Kenapa? Gak mau ikut makan?"
"Engga, aku gak apa-apa. Aku cuma mikirin UN aja."
"Ya ampun Sya, masih dua minggu lagi. Kita kan juga dikasih libur jadi kamu bisa belajar atau kita mau jalan-jalan liburan?"
Syahna langsung menatap gue serius. "Kamu tuh nganggep UN cuma main-main ya?"
"Kok kamu jadi serius banget gini sih?"
Dia diam sejenak lalu berdiri dan mengambil tasnya. "Gue gak ikut makan, gue mau langsung balik. Dah."
Aris dan Mala langsung menoleh ke Syahna yang berjalan pergi lalu mereka menatap gue penuh tanya.
"Kenapa?" tanya Aris.
"Gak tahu," jawab gue.
Mala menyahuti. "Kejar Nay."
Gue pun berlari mengejar Syahna.
"Kamu kenapa sih?" tanya gue berbisik.
"Mau pulang, istirahat," jawabnya ketus.
"Yaudah, aku anter."
"Gak usah, ojek online gue udah di depan gerbang."
"Yaudah, cancel."
Syahna menghentikan langkahnya dan menatap ke gue. "Kamu tuh emang suka banget ya ngegampangin sesuatu. Udah, kamu pergi makan dan liburan aja sana. Aku mau pulang dan belajar."
Gue memutuskan untuk dia tidak menanggapi Syahna dan membiarkannya pergi. Akan percuma kalau gue tetap mengejarnya, pasti dia tetap akan pulang dan malah bisa semakin marah.
Gue pun kembali ke kelas, di sana ada Aris, Mala, Kiara, dan Will.
"Lho, Syahna mana?" tanya Will.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
RomanceHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...