Naya's Pov
Jam Istirahat
Beberapa anak menghampiri gue untuk berkenalan. Gue pun hanya bisa meladeni mereka sampai akhirnya Aris menarik tangan gue.
"Udah-udah, Naya laper mau makan dulu di kantin. Ayo Nay," ajaknya bersama dua orang siswa.
Setelah keluar dari kelas, gue langsung melepaskan pegannya.
Aris melihat ke arah gue. "Eh, sori-sori. Oh iya Nay, 2 cecunguk ini adalah sohib gue. Si kumis tipis itu namanya Rio, yang cepak ngehe itu Ody."
"Hai Nay," sapa mereka.
"Hai," sahut gue.
"Lo suka apa Nay? Bakso, mie ayam, lontong sayur, atau apa? Di sini sih yang paling enak baksonya," ucap si Aris penuh semangat.
"Ok, I'll try the meatball."
"Cakep, lo duduk sini aja dulu sama si Rio. Gue dan Rio yang pesen makan." Aris mempersilakan gue duduk di bangku panjang.
Gue bisa merasakan banyak mata yang sedang menatap ke arah gue. Gak di mana-mana, ada aja yang ngurusin hidup orang.
"Nay," panggil Rio.
"Ya?"
"Rambut lo keren deh warnanya," ucapnya lagi.
Gue tersenyum. "Haha thanks."
"Tadi pagi lo masuk ke ruang BK ya?"
"Kok lo tau?"
"Ya, gue lihat lo masuk dianter sama Pak Amir. Dia salah satu guru galak di sini Nay, sukanya perhatiin kelengkapan seragam murid."
"It can tell."
"Apa Nay?"
Gue menghela nafas. "Ya, gue udah bisa tau dia galak."
"Tapi untunglah wali kelas kita asik."
Gue pun hanya menganggukan kepala dan tidak lama, Aris datang membawakan dua mangkuk bakso dan Rio membawa 2 gelas teh manis.
"Nih Nay, cobain," ucap si Aris.
Gue pun mennyipi bakso yang katanya enak itu, dan benar rasanya lumayan enak untuk ukuran bakso di kantin sekolah.
"Nay, Nay, lo kok nanggung banget masuk kelas 3? Kenapa gak sampe lulus di Norwey?"
"Nyokap nyuruh gue balik," sahut gue.
"Hooo. Terus kenapa lo pilih sekolah ini?"
"Bokap yang mau."
"Hemmm, I see. Lo berani juga ya hari pertama masuk udah pake kaos kaki mencolok gitu. Rambut juga dicat lagi."
"Tadi guru BK nyuruh gue besok cat rambut gue jadi item dan pake kaos kaki warna putih atau hitam."
"Haha ya gitu deh di sini mah, banyak peraturannya. Pasti pas lo sekolah di sana enak banget ya Nay?"
"Ya, ada enak ada gak nya."
"Lo gak pake seragam kan?"
"Nope."
"Ah, enak banget."
"Lo sekolah di luar aja, nanti juga gak akan pake seragam."
"Haha andai dibolehin nyokap Nay."
"Iya, Aris kan anak Mami, hahaha," celetuk Ody.
"Yeee, sialan lo."
"Gimana baksonya? Enak kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
RomanceHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...