BAGIAN 13: Exercise?

15.7K 1.3K 143
                                    

PLAY SONG:
Malamente - ROSALÌA

💛🧡

Rose POV

"Apakah kalian benar-benar tidak akan menghadiri MAMA tahun ini?"

Aku mendengar Taehyung sunbae bertanya pada Jisoo unnie.

Bahkan sebelum aku dapat mendengar jawabannya, aku dengan hati-hati menutup pintu dan menghadapi pria yang telah menyebabkan banyak masalah dalam kehidupanku sekarang.

"Apakah kau gila? Kenapa kau membawa mereka ke sini?" Aku berujar sambil mondar-mandir di depannya.

Kami sekarang berada di dalam kamarku sementara BTS dan Blackpink berada di ruang tamu, meninggalkan kami berdua yang sama-sama canggung.

"Ottoke," kataku sambil menggigit jari telunjukku.

"Yah, hentikan itu. Kau hanya membuatku tambah pusing," katanya sambil duduk dengan nyaman di tempat tidurku.

Pipiku memerah beberapa saat begitu mengingat sesuatu.

Aku menatapnya dan memperhatikan betapa nyamannya dia duduk di kasurku, lengannya bersandar pada sisinya untuk menyanggah punggungnya.

"Kau terlihat agak nyaman duduk di tempat tidurku, Pabo," kataku padanya, mencoba menutupi kemerahan di wajah dengan berlagak kesal padanya.

"Kenapa? Aku sudah berbaring di tempat tidur ini sebelumnya. Apa masalahnya?" Dia mencibir.

Aku menggertakkan gigiku, betapa sombongnya dia mengatakan itu.

Namun tetap saja, hatiku mulai berdetak seperti orang gila. Hanya dengan menatapnya, terutama sedekat ini membuatku merasa aneh.

"Apa yang harus kita katakan pada mereka?" Dia menatapku penuh harap.

"Kenapa kau jadi bertanya padaku? Kau yang memulai kekacauan ini!" kataku dengan tegas.

"Hei, ibumu dan keponakan laki-laki-mu yang pergi ke fanmeet kami. Bagaimana bisa aku mengabaikan mereka?"

Aku menghela napas frustrasi. Dia ada benarnya.

"Tapi, bisakah kau memberi tahu mereka hal yang sama seperti yang kau katakan pada teman-temanku sebelumnya, bahwa keluarga kita benar-benar dekat?"

"Ahm, aku tidak berpikir itu akan berhasil kali ini." Dia menggaruk bagian belakang kepalanya. "Selain itu, mereka tahu aku pergi dan tidur di sampingmu ketika kau sakit." Dia menunduk.

"Aissst. Bagaimana kau bisa begitu ceroboh?" Aku menatapnya dan melihat wajahnya memerah.

"Hei, apa kau baik-baik saja? Pipimu memerah," kataku. Apakah dia tersipu?

Dia mengusap wajahnya. "Agak panas di sini. Jangan pedulikan aku."

Alisku berkerut. Pendingin udara menyala. Omong kosong apa yang dia katakan?

"Ngomong-ngomong, lebih baik kita beri tahu mereka bahwa kita sedang berpacaran. Karena kita tidak punya pilihan lain, kan? Lagipula, sebagian memang benar."

Sekarang, pipiku menjadi merah tomat. "Tapi, kita canggung satu sama lain. Kurasa itu tidak akan berhasil." Aku berkata dengan panik.

Dia mengamatiku dengan seksama. Dia tidak berpikir untuk melakukan sesuatu yang bodoh, kan?

Aku terlalu sibuk berpikir sehingga aku tidak melihatnya bergerak ke arahku. Dan aku terkejut ketika tiba-tiba dia menarikku lebih dekat. Tenaganya terlalu kuat, sehingga aku berakhir di atasnya.

Secretly MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang