"Lo bodoh sebagai temen. Lo bego sebagai sahabat.""Maksud lo apa si Bal. Gak gini kalo lo mau bikin kita paham sama apa yang lo rasain." Balas Bastian yang kini telah tersulut emosi.
Video call dari laptop Aldi yang membuat semuanya menjadi tegang. Rahang tampan milik Alvaro Aldinan Digantara mengeras menahan amarahnya.
Jadi seperti inilah rasanya di khianati sahabat terdekatnya. Sakit sampai ulu hati. Ingin membalas bayangan tentang kebersamaan mereka terus saja memutar dan menghantuinya.
"Kalo kalian gak paham itu urusan kalian. Kalian sama sama bodoh. Cuma bisa mikirin kesenangan kalian sendiri. Tanpa mikir sahabat kalian gimana. Gue selalu jadi bahan olok olok kalian. Emang kalian mikir? Gimana sakitnya di gituin. Gue tahu kalian becanda. Tapi rasa gue tumbuh sama Salsha. Dan gue mulai cinta sama dia." Ucap Iqbal menyeritakan semuanya. Memang sakit dan terdengar pedas inilah kenyataannya.
"Terus lo mau rebut dia dari gue?" Tanya Aldi dengan senyum masamnya. Jika ini rasanya dikhianati seseorang, dan rasa puas dan ingin lagi yang menjadi ekornya selanjutnya.
"Iya. Lebih tepatnya merampas milik gue saat dimana milik gue lagi di jaga sama elo Al." Jawab iqbal di sebrang sana. Penuturan ini ia tujukan pada sahabatnya. Aldi.
"BANGSAT. PENGHIANAT LO!" Umpat Aldi mulai terselut emosi lagi. Dia tak menyangka jika orang yang paling dekat justru akan sedekat ini menyakitinya. Orang yang lebih dekat akan membuat bekas yang lebih mendalam. Itu yang Aldi dapatkan? Bedebah!
"Kalo lo tahu gimana gue. Harusnya lo tahu gimana sifat gue. Nyesel rasanya gue punya sahabat kaya kalian. Maunya enak sendiri."
"Kalian sama sekali gak mau ngerti gimana gue, dan kita welcome welcome aja. Tapi kalian gak tahu gimana gue pas lagi sendirian, sakit!"
"Lo yang maunya enak sendiri. Kalo lo bilang ke kita suka sama Salsha pasti gue sama elo bakal bersaing secara sehat. Bukannya malah lo ngerebut milik orang!" Aldi kembali menyemangati dirinya untuk sabar dan tidak membanting laptopnya karna ada wajah seseorang yang sangat ia benci. Mulai dari sekarang, detik ini juga.
"Kaliannya aja yang gak peka, kalian di butakan sama cinta dan melupakan sahabat yang jelas jelas selalu stay sama kalian kapan aja."
"Kita selalu stay kan sama elo. Tapi lo nya aja yang sok menyibukan diri." Cibir Bastian pada sahabatnya itu.
"Gue gak menyibukan diri!" Jawab Iqbal tak terima.
"Segala gak terima lagi. Lo aja nyaman sama Dilla. Kenapa lo putusin dia demi ngancurin hubungan gue. Pengecut lo jadi cowok." Benar kata Aldi. Iqbal juga sempat nyaman dengan hubungannya dengan Dilla. Adik dari Fahri namun ego untuk memiliki Salsha datang tanpa di minta. Lagi,
"Lo bakal tau seberapa pengecutnya gue saat Salsha nyeritain tentang gue. Saat dia mulai nyaman dengan kata sahabat dan bakal jadi milik sebagai penutupnya."
"BRENGSEK!"
Layar laptop milik Aldi mati begitu saja setelah umpatan kasar dari Aldi.
Usianya masih terbilang beranjak dari dewasa. Belum dewasa dan mode labil saat ini masih menyelimuti.
Tujuhbelas tahun, mereka baru saja melempar terpo kelulusan dan bersorak ria karna semuanya lulus 100%.
Tanoa sadar Bastian menatap Aldi yang masih menatap laptopnya dengan berapi api.
"Gue akan sama lo selamanya, dan gue akan buat persahabatan kita terjalin selamanya." Ucap Bastian berusaha meyakinkan Aldi yang sepertinya pupus harapan.
Aldi selalu berharap jika Iqbal akan selalu bersamanya, sikap pendiamnya membuat Aldi memakan hatinya sendiri.
Dan sekarang, Aldi mulai tahu jika tengilnya Bastian. Dia tidak lebih baik dari Iqbal, atau mungkin sebaliknya.
06/08/2018
Ada sedikit, dan beberapa part yang akan gue tambahin. Alur tetep sama, thanks buat dukungan LC.
Gue harap, kalian masih mau nyumbang Vote sama cerita 2ND LOVE sebagai LC versi 1 :)
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...