13. APAKAH FAHRI?

320 17 0
                                    

Waktu terus berputar. Dan kesabaranku juga mulai menipis. Jadi tolong mengertilah!


Satu menit setelah membaca pesan tadi. Aldi sudah tak lagi bisa menahan emosinya. Dan handphone yang awalnya akan ia banting benar benar ketersampaikan..

Betul, Aldi telah membanting handphone kekasihnya tanpa bisa menahan kekesalahannya.

Siapa F? Siapa lagi!

Aldi berjalan dan mengambil card pada ponsel kekasihnya dan membiarkan ruangannya berserakan. Dirinya sudah kesal karna ulah penelfon yang sangat sangat menyebalkan.

Aldi berjalan meninggalkan ruangannya untuk membelikan handphone baru dan harus sama persis dengan handphone milik kekasihnya.

Harus! Bukan sebuah perintah lagi baginya. Namun ini memang yang harus Aldi lakukan.

***

"Apah? Berkas lagi?"

"Iya nona. Dan berkas yang kemarin saya berikan pada nona harus cepat dikirim pada colega. Apakah berkasnya sudah selesai nona kerjakan?" Tanya sekertaris Salsha yang sangat patuh pada Salsha.

"Astaga Deva. Saya masih belum selesai ngerjain berkas yang kemarin dan kamu udah mau kirimkan dan nambahin berkas lagi!" Deva yang hanya mendapat perintah dari kakaknya Salsha hanya bisa bingung dan merasa bersalah.

Namanya juga perintah dari atasan yang paling atas. Ya mau bagaimana lagi, harus segera dilaksanakan kalau tidak mau gaji dipotong dan ditanggung pemenang.

"Maaf nona tapi, ini dari tuan Ari." Jawab Deva memperbaiki. Alih alih tidak ingin mendapat semprotan lagi Deva meminta izin untuk kembali ke ruangannya dan mengurus urusannya yang sempat ia tinggalkan.

Salsha hanya bisa pasrah dan memperintahkan jangan ada satu orang pun yang masuk pada ruangannya. Siapapun itu!

Dengan keadaan hening sudah 1 hari penuh. Yang tepatnya kemarin, Salsha tidak sama sekali menyentuh handphone milik kekasihnya.

Menghubungipun Salsha tak sempat. Begitu banyak berkas yang harus ia benahi untuk segala macam pemproduksian dibagiannya. Dan Salsha juga harus membantu perusahaan kakaknya dalam hal berkas berkas yang sudah Ari pasrahkan.

Sudah hampir 1 hari penuh Salsha hanya meminum air mineral dan minuman bersoda dikulkasnya. Persedian disana juga sudah mulai menipis. Salsha meminum minuman itu hanya jika perutnya sedikit agak perih dan mual, matanya mengantuk dan kepalanya terasa berat.

Masalah pada tubuhnya? Entahlah.

Salsha kembali mencopot soflen yang ia kenakan Salsha berinisiatif untuk tidur sejenak dimeja kerjanya. Matanya sudah sangat sakit dan seperti sudah tidak bisa bertahan untuk melakukan hal semacam ini lagi!

Dengan terus menguras tenaga, kecerdasan dan kemampuannya. Salsha juga harus mengikhlaskan waktunya demi pekerjaannya. Jika tidak Salsha lembur. Pekerjaannya akan terus terdiam dan semakin menumpuk. Dan setidaknya 51% darinya sudah hampir Salsha selesaikan.

Salsha menumpukan kepalanya pada lipatan tangan yang Salsha letakan dimejanya. Menindihi berkasnya memang, namun Salsha hanya butuh sedikit istirahat.

"Coba aja gue gak tledor satu hari itu. Pasti sekarang gue gak akan semenderita sama sakit perut gue ini." Helaan nafas terdengar. Helaan nafasnya sendiri yang terdengar sangat menyedihkan. Pundaknya juga seperti sangat lusuh dan lesu. Inilah yang sebenarnya.

Salsha sudah berpesan pada Aldi jika 3 hari belakangan ini. Jangan temui Salsha karna ada hal yang lebih penting dari berpacaran.

Pusing dikepalanya kembali datang saat Salsha berusaha membuka kelopak matanya dan melihat sekeliling ruangannya.

2ND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang