Sayangnya aku lebih milih melindungi kamu, daripada melawan mereka. Karna menurut aku, melawan tak akan tahu untuk kedepannya akan seperti apa. Namun saat aku melindungi dan membuatmu nyaman, itu akan membuat aku merasa jika kamu akan baik baik saja bersamaku.
"Aldi. Bangun.""Hm." Hanya gumaman singkat, yang berusaha jawab untuk memberi jawaban jika Aldi akan bangun.
"Aldi." Lagi lagi suara itu lagi yang terus saja membuat satu pasang kekasih ini mengeliat tak nyaman.
Kesadarannya lebih dahulu menghampiri Salsha. Ia melihat jika papa Aldi sudah memandang keduanya dengan wajah memerah marah, kedua buku kukunya memutih karna menahan kekesalannya.
Terlebih Salsha dirawat dirumah sakit Aldi tidak sama sekali mengabari Papa mamanya. Karna menurutnya menghubungi dan memberikan kabar pada mamanya sama saja ingin membuat Aldi lebih susah bertemu dengan Salsha. Begitu nilai Aldi.
"Eh, om. Kapan om, ke sini." Salsha berucap saat Aldi lebih mengeratkan pelukannya. Dan itu membuat Salsha semakin malu dan memelototkan kedua bola matanya menatap Aldi kesal.
Situasi seperti bisa bisanya Aldi, tidak ingin bangun sama sekali. Justru dirinya malah terus dipeluk erat oleh Aldi, dan keadaan keduanya seperti sepasang suami istri yang masih nyaman dalam posisi malamnya.
"Aldi, ada papa kamu." Ucap Salsha lirih. Membisikan sesuatu pada Aldi untuk segera tidur dan menyapa papanya untuk mendapatkan hukuman baru.
Namun sepertinya, mimpi milik Aldi lebih membuat Aldi merasakan perasaan nyaman.
"Ari. Kamu aja bangunin Aldi, om cape banguninnya." Perintah suara itu yang membuat Salsha menjadi sangat gugup.
Tamatlah riwayatnya. Bakal diomelin 3 hari 3 malem ini mah. Belum lagi wajah kakaknya gak kalah ganas sama papanya Aldi.
Kalo aja Aldi bangunnya tambah susah, bakal masuk daftar hitam punya kakak pasti. Begitu pikir Salsha yang menimang nimang kefatalannya.
"ALDI. BANGUN GAK LO!"
"GUE ITUNG SAMPE 5 GAK BANGUN GUE SUNATIN 4 KALI LAGI. BIAR MAMPUS SEKALIAN LO."
Dan parahnya lagi. Bukannya bangun dan duduk dahulu. Aldi bahkan sampe bangun dan beranjak lari dari kamar rawat Salsha.
Namun sebelum langkahnya pergi, papanya sudah dahulu menarik baju bagian belakangnya supaya tidak kabur. Urusannya masih dengan papanya.
Bukannya merasa bersalah justru Aldi berjalan mendekat pada Salsha lagi. Dan membuat Ari semakin kesal.
Ia menarik telinga Aldi, dan menimbulkan ringisan kesal dari bibir Aldi.
"Gak gue restuin baru tahu rasa lo!" Dengan langkah santai lagi lagi Aldi berjalan menuju kamar mandi dikamar rawat Salsha untuk mencuci wajahnya.
Tidurnya terganggu dan membuat Aldi merasa mereka semua memang akan membuat Aldi dan Salsha semakin menjauh. Menyebalkan.
***
"Kenapa? Terkejut? Sapa gue sebagai sahabat lo ini Bastian."
Bastian masih diam membisu tanpa bisa terfikirkan jika yang sebenarnya akan seperti ini.
"Gue masih sama jika lo terus terus aja bilang kalo mereka aman. Untuk saat ini, gue saranin lo duduk manis sama Fahri okey? Jangan jadi pengganggu."
"Lo yang pengganggu sialan!" Bagaimana Bastian bisa dinyatakan sahabat oleh Farhan?
Begini ceritanya. Awalnya saat Farhan salah mengirim paket sebuah ancaman dan isinya lebih berdominan pada kematian Salsha.
Bastian memang awalnya tidak percaya, tapi saat membaca nama pengirimnya? Bastian berinisiatif melindungi hubungan keduanya. Aldi dan Salsha, semenjak masa SMA. Dan itu hanya Bastian yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...