35. FARHAN PSYCO

288 11 3
                                    

Darimu aku belajar, jika saling mencintai belum tentu bisa saling membohongi apalagi menyelingkuhi.


"Gue benci sama elo Farhan, lo gak pantes hidup didunia ini." Suara auman menyeramkan disekitar rumah yang bisa dikatakan rumah bak istana dipinggir hutan.

Ada seorang wanita yang sedang melamun dibalkon kamar mereka, hanya tatapan kosong yang wanita itu pancarkan. Tidak ada senyum manis diantara mereka berdua.

Hanya ada tatapan benci di mata dan hati pria itu dan hanya ada tatapan kehilangan dimata wanita itu.

"Kalo elo berani melakukan hal ini lagi sama dia, maka elo yang akan gue bunuh ditempat saat itu juga. Bang**t yang melukai orang yang gue sayang dan berani membunuh calon anak gue akan mati. Tunggu waktu yang tepat, dan saat itu elo akan tahu. Seberapa sakitnya ditinggalkan seseorang yang elo tunggu tunggu kehadirannya datang, dan berakhir meninggalkan gue yang bener bener gue nanti kedatangannya."

Pria tadi yang sedang berbicara hanya bisa melihat istri tersayangnya merana, tanpa ada seutas senyum dibibirnya. Dirinya berjanji "gue akan melakukan apapun, dan itu harus setimpal sama apa yang gue dan istri gue terima."

Dan waktu yang akan membuktikan semua itu.

****

"Sampah yang elo bilang, ini yang selama ini menjadi tumpuan Salsha untuk bahagia, elo gak ada hak maki maki gue tuan Argantara yang terhormat." Katanya. Aldi berusaha menahan emosinya yang sudah tersulut sadari tadi, dan lebih parahnya kekasihnya tidak disini.

Emosi dan amarahnya sudah menjadi satu, otaknya buntu dan semuanya begitusaja terlontar. Tidak ada lagi kata yang terlontar dengan pemikiran dewasa diantara keduanya.

"Dari SMA pun gue mikir, orang pecundang kaya elo gak cocok bahagia sama cewek kaya Salsha, bisa balikin Salsha sama pemiliknya? Gue maksudnya."

"Gue bilang diem Farhan, gue gak bisa nahan emosi kalo sampe yang ke sebelas kalinya elo ngelakuin hal yang sama kaya tadi, saat itu juga gue yang akan mukul elo dengan emosi gue."

"Gue tunggu pukulan lembek lo itu dari tangan mulus lo itu Al, gue gak munafik untuk menyadari itu. Tapi apa elo gak paham? Inilah kenyataannya. Lo egois."

Lagi lagi Farhan berucap biasa saja, padahal Aldi sudah ingin meledakan kepala Farhan jika saja ada pistol ditangannya.

"Jangan sepelein keberadaan gue selama ini Han, gue selalu ada untuk Salsha, dan gue juga udah berusaha baik sama siapapun. Termasuk sama elo juga, kita pernah saling gentle tapi elo yang gak ngelakuin hal gentle itu. Elo milih jalan yang salah, dan itupun yang ngebuat Salsha semakin deket sama gue. Elo emang pantes dapetin posisi terburuk lo saat ini."

"Dan elo juga gak pantes jadi takdir dia."

BUG

"ANJ*NG." Umpat Aldi dengan sangat keras, ruang kerjanya sudah menjadi saksi jika Aldi adalah laki laki sejati.

Bahkan bogeman mentah telah Farhan terima dengan cara cuma cuma, dan sudah Aldi yakini rahang Farhan bergeser. Sangat sakit sepertinya.

Dengan kekehan sinis, Farhan menarik rahangnya sendiri dengan sangat kuat dan

KLOK

Rahang Farhan kembali seperti semula, Aldi menatap Farhan dengan sangat takjub, pasti sakit.

"Udah berani mukul dan buat wajah gue sedikit lecet ya." Ucap Farhan. Dia berjalan mendekat dan memutari Aldi.

Sedikit mengira ngira jika Farhan pasti akan melakukan hal yang sama, entah pada organ tubuh Aldi yang mana,

2ND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang