Udah cukup? Udah cukup kan elo buat dia bahagia. Jadi sekarang, tinggal gue yang membahagiakan dia dan menyingkirkan elo!
Sudah hampir jam 7 pagi. Keduanya masih saja saling nyaman dalam posisi satu sama lain. Salsha yang biasanya berangkat agak pagi justru sekarang masih tertidur.Awalnya Melina yang sedang didapur sempat bingung. Kenapa dari kamar anaknya tidak ada sama sekali suara satu katapun.
Ia berinisiatif membangunkan mereka karna sarapan dan semua urusan rumah sudah selesai Melina lakukan.
Dengan langkah santai Melina membuka knop pintu kamar milik putranya yang sekarang sudah berkembang menjadi pria dewasa. Pria yang sangat dewasa, menuruni suaminya memang. Namun masih ada sifat baru yang menjadi karakternya.
Saat membuka knop pintu kamar milik Aldi, Melina sempat ingin meneriaki keduanya. Namun Saat melihat posisi nyaman mereka Melina berusaha urungkan.
Ia melangkah mendekat kearah balkon dan melihat jelas keduanya sedang tertidur tanpa ingin diganggu. Melina juga sempat melihat baju Salsha yang sama sekali tidak berantakan dan itu menjelaskan jika keduanya memang sama sama lelah tertidur.
Sedikit melihat jam yang terletak dimeja dekat dengan ranjang milik anaknya. Melina ingin berusaha membangunkan, setidaknya satu diantara keduanya.
"Aldi Salsha. Bangun udah siang nak." Malina ngenggoyangkan bahu Aldi untuk sedikit menjauh dari Salsha. Namun hasilnya nihil. Dan akhirnya Melina mengelus puncak kepala Salsha dan menggoyangkan bahu Salsha sebentar.
Merasa tidurnya sedikit terusik Salsha sedikit membuka matanya dan melihat Melina sedang membangunkannya. Salsha berusaha membuka matanya sepenuhnya walaupun rasa kantung masih saja menyelimuti dirinya.
"Mama." Salsha mengucek kedua matanya dan berusaha mengambil posisi duduk. Lagi lagi gagal karna lengan dan pelukan Aldi masih saja erat.
"Kalian tidur jam berapa sampe kalian bisa terlambat bangun kaya gini?" Melina berucap kesal kepada keduanya. Pada Aldi terutama. Melihat anaknya masih saja nyaman pada posisinya seperti ini membuat Melina sedikit geram.
"Aku sama Aldi tidur cepet ma, tapi emang akunya cape jadi keblabasan gini." Salsha berusaha melepas lengan kokoh Aldi dan menyingkirkan kaki kakannya yang mengeloni Salsha supaya Salsha tidak merasa kedinginan.
"Ya udah buruan kamu mandi terus sarapan. Mama udah selesai masak, eh malah kalian kesiangan."
"Maafin Salsha yang gak ikut bantu mama masak ya." Ucap Salsha bersalah saat itu. Ia menampakan wajah lesu dan merasa sangat tidak berguna.
"Gak papa. Ya udah mama tunggu kalian berdua dibawah. Jangan lama lama." Pesan mama saat itu dan berlalu keluar dari kamar Aldi. Tangannya juga tidak lupa menutup kembali knop pintu tadi.
Salsha kembali ditarik oleh Aldi dan membuat tubuh Salsha kembali oleng dan kembali pada posisi seperti tadi.
Matanya memang masih tertutup namun Salsha tahu jika kenakalannya sudah terbuka. Aldi mengelus perut rata Salsha dan terus agak keatas, Salsha sedikit agak risih.
"Yang, masih pagi jangan kaya gitu. Awas ah, aku mau mandi." Salsha menyingkirkan tangan Aldi yang mulai nakal dipagi pagi seperti ini.
"Mandi dikamar aku aja. Aku masih pusing soalnya." Usul Aldi yang dibalas anggukan kepala oleh Salsha.
Alasan kenapa mereka berdua telat bangun karna tengah malam Aldi mengigau dan mengeluh pusing. Memang si suhu tubuhnya normal, namun Aldi merasa jika kepalanya terus berdenyut nyeri. Dan pada akhirnya Salsha harus memberi pijatan kecil dibagian punggung, leher dan kepala Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...