Menjagamu memang sulit. Sulit dalam arti tidak cemburu dalam sikap, secuil apapun itu.
Hubungan Aldi dan Salsha sudah kembali membaik saat pertemuan mengejutkannya di kafe itu.Namun tidak mengejutkan bagi Aldi dengan keberadaan keduanya membuat seseorang ingin hadir. Entahlah.
Dan hasilnya seperti ini. Menjadi sangat dekat. Seperti intim namun masih ada batas untuk menjalankan hubungan ini.
"Kamu kenapa si meluk aku mulu." Salsha mencebikan bibirnya. Kenapa dari kemarin ia diperlakukan seakan akan dirinya akan pergi jauh.
Bukannya Salsha telah menjawab jika dirinya akan selalu stay pada Aldi apakah itu masih kurang. Pikir kembali Salsha.
Dan Salsha menyadari sedikit dari ini. Ucapan dan janji tanpa pembuktian itu sama sia sianya dengan tuturan tak bermakna.
"Gak tahu. Enak aja. Lagi suka aja meluk kamu." Jawab Aldi kembali menenggelamkan kepalanya dicaruk leher Salsha.
"Bilang aja kangen. Segala jawab gak tahu lagi. Makanya kalo marah mah bilang aja. Gak ada gunanya juga kalo kita saling marah kan?"
"Hm."
"Kamu ngapain si ngendus ngendus gitu. Minggir ah. Aku gak mau di peluk sama kamu" Salsha mendorong tubuh tegap Aldi yang memang lebih tinggi darinya.
Ia mendorong sedikit agak kencang. Ini memang ruang kerja Aldi. Namun yang awalnya akan makan siang bersama menjadi batal karna tingkah manja Aldi yang selalu membuatnya pusing sendiri.
Dari mulai minta disuapi, dielusin kepalanya, rambutnya dibenerin, mukanya diraba raba, minta dicium pipi lah semuanya serba manja deh.
"Jangan bergerak yang. Aku lagi nyaman nih." Proses Aldi kembali menenggelamkan kepalanya semakin dalam. Deru nafasnya juga Salsha rasakan.
Tangan Salsha kembali mengelus rambut kekasihnya itu.
"Al."
"Hm."
"Gimana saat kita marahan. Kamu suka sama posisi seperti itu?" Tanya Salsha yang kembali melihat kesulitannya satu minggu tanpa Aldi.
Tanpa perhatian, cinta, kasih sayang dan kehadirannya.
".."
"Al."
".."
"Yang."
".."
"Sayang." Panggil Salsha tak mendengar suara Aldi satu katapun. Namun deru nafasnya terdengar teratur.
Salsha sedikit melihat wajah kekasihnya itu dengan sedikit menjambak rambutnya pelan.
"Oo tidur." Salsha mengangguk mengerti.
Salsha kembali mengeratkan pelukannya memberi kenyamanan pada Aldi. Posisi ini memang sangat nyaman untuk Aldi.
Namun ia juga harus mengerti. Saat ia selalu dibuat nyaman dengan bahu kokoh dan dada nyaman Aldi yang selalu membuat Salsha tertidur nyaman seperti ini.
Setidaknya saling memberi kenyamanan akan membuat keduanya saling memahami satu sama lain.
***
"APAH! KENAPA BISA ILANG DODOL!"
"Gue juga gak tau Ar. Gue tadi sama dia lagi tidur. Dan entah gue yang terlalu nyaman atau gimana. Gue malah bangun di sofa tanpa ada dia." Adu Aldi pada Ari.
Kakak dari kekasihnya yang entah sejak kapan sudah tidak ada diruangannya lagi. Apakah dia terlalu lama tertidur. Terlalu nyaman mungkin.
"Telfon dia kampret. Kenapa elo nelfon gue. Mau gue tusuk barang elo. Kalo sampe elo gak nemuin adik gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...