Maaf, gue udah ngecewain kalian.
"Gue mau ngomong serius sama elo, Han." Pinta Iqbal yang sudah diruang kerja Farhan dengan tatapan sedikit takut."Ngomong aja." Jawab Farhan santai. Sejak kapan Farhan membuat peraturan jika akan berbucara harus meminta waktunya? Sama sekali tidak.
"Ini menyangkut semuanya. Jadi gue pengen, lo berhentiin pekerjaan yang lagi lo kerjakan." Mendengar penuturan adik iparnya yang sedikit serius. Farhan menutup laptopnya dan berjalan menuju sofa yang sedang Iqbal duduki.
"Apa?"
"Gue mau minta maaf sama elo." Farhan menautkan kedua alisnya bingung.
Maaf kenapa?
"Gue udah buat elo benci sama orang yang gak seharusnya lo benci." Jelas Iqbal yang masih belum berani mengatakan kejujurannya.
"Ngomong yang jelas!" Bentak Farhan yang kesal dengan arah pembicaraan Iqbal.
Ngomong tinggal ngomong, gak usah bebelit gini. Cowok tuh harus gentle bukan mencla mencle gini.
"Gue mau lo dengerin cerita gue baik baik." Pinta Iqbal melihat reaksi Farhan yang masih belum bisa ia tebak.
Farhan mengangguk paham. "Oke gue dengerin."
"Sebenernya yang menghancurkan bisnis keluarga lo bukan Aldi, yang ngebuat Dilla sedikit agak liar bukan Aldi, yang merubah lo menatap Aldi kotor juga itu salah. Fahri bener, yang gak harus dipercaya itu gue. Gue yang melakukan itu semua. Untuk gue sendiri." Iqbal melihat Farhan dengan tatapan takut, ia memejamkan kedua matanya takut.
Iqbal akan menerima semua dengan kosekuensi yang pantas.
"Jangan bencanda." Jawab Farhan masih tidak percaya dengan ucapannya.
"Gue gak becanda, selama ini yang ngebuat keluarga lo gak aman itu gue. Bukan Aldi, Aldi gak tahu apa apa. Aldi orang baik, jadi kalo lo mau melampiaskan semuanya lo boleh hajar gue." Iqbal berkata dengan menyerahkan semua tubuhnya.
"Gue gak percaya." Iqbal menatap Farhan tidak percaya. Jadi? Farhan akan tetap percaya dengan kebodohannya itu?
Itu salah!
"Semua itu gue rancang demi mendapatkan Dilla, lo tahu kan. Gue pernah pacaran sama adik lo saat SMA? Dulu gue buat adik lo jadi pelampiasan dalam cinta gue, waktu berjalan begitu cepat. Dan gue mulai menyadari, gue sayang sama Dilla, bukan sama Salsha." Oke alasan masih bisa diterima.
"Gue masih munafik buat menyatakan semua itu. Gue emang bego, tapi gue tetep ingin mendapatkan Salsha dengan cara apapun itu. Sekalipun gue harus memfitnah sahabat gue demi mendapatkan Dilla kembali."
"Gue hancurkan bisnis keluarga lo, gue rubah Dilla, gue buat lo menjadi kejam, dan gue teror hubungan Salsha sama Aldi. Setelah gue lakukan semua itu, gue tiba tiba suka lagi sama Salsha. Dan akhirnya gue berpaling lagi dari Dilla, gue mau mendapatkan Salsha lagi, walaupun akhirnya memang gue gak bisa jamin."
"Hubungan mereka sama sekali gak bisa gue otak atik, gue berusaha menjauh dari hubungan mereka dan kembali mengejar Dilla. Saat gue memperjuangkan adik lo lagi, lo mulai beraksi dengan mulai ngrecoki hubungan mereka. Gue cuma sebagai penonton, yang pasti Dilla tahu semuanya. Gue udah hampir 2 tahun terakhir ini maksa Dilla buat nerima gue lagi. Tapi sayang seribu sayang."
"Dilla sayang sama Aldi, yang membuat gue makin benci sama mereka berdua. Tekad gue cuma satu, hancurkan mereka bersama atau pilih salah satu diantara mereka. Tapi dengan hadirnya elo, semua hubungan mereka semakin rumit, gue ucapin terimakasih sama elo. Dan dengan hal itu, gue sama ketemu di satu club malam, dan gue melakukannya diapartemen gue, tanpa pengaman dan itu sebuah kebanggaan buat gue." Iqbal mendengar Farhan menggeram marah. Namun Iqbal kembali melanjutkan ceritanya kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...