Aku datang untuk membahagiakan, bukan membuat masalag besar ditengah kehatmonisan. Jadi ingat itu!
Kedataan tidak semua orang suka, banyak hal yang membuat semua otang malas datang.
Bukan hanya karna masalah, mungkin saja katna ada sesuatu yang membuatnya menjadi mengucilkan dirinya sendiri.
Iqbal, dia berfikir dirinya tidak memiliki penghianat sedikitpun didalam hatinya. Namun, salahnya dia, dia menyukai seseorang yang sudah mempunyai pemilik.
Dan lebih parahnya lagi, pemilik seseorang yang ia sukai dari SMA adalah sahabat dekatnya sendiri.
Sedikit bungkam, tanpa ekspreai membuat Iqbal selalu merasa salah. Diam salah, dan berbicarapun salah.
Bandara. Tempat ini yang akan menjadi peristiwa sulit perih pedihnya kenyataan.
Iqbal memikirkan bagaimana dia akan melakukan hal yang membuatnya akan membaik atau semakin memburuk.
Dirinya telah siap. Siap melakukan hal yang akan berakhir menyakitkan ataupun membahagiakan.
"Apakah mencintai seseorang sesulit ini?" Tanya pada dirinya sendiri.
Bukan sulit, terkadang seseorang lupa akan porsinya sendiri, tanpa tahu jika keinginannya yang terlalu menjulang tinggi membuatnya kembali jatih dengan rasa sakit yang lebih dalam lagi.
***
Setelah kejadian satu minggu yang lalu. Aldi kembali menjadi Aldi yang dulu. Dingin tak tersentuh.
Bahkan semua sahabatnya di buat pusing dengan semua yang Aldi lakukan. Tidak ada lagi humor, kata lembut, dan sapaan sayang yang sering Salsha dengar terhadap Aldi.
"Mencintai, menyanyangi, merindukan, dan memberi perhatian gak semudah yang gue pikirkan. Cewek dengan kebiasaan buruk yang selalu dicintai, disayangi, dirindui dan diberi perhatian memang membuat gue buta. Membuat gue selalu nyaman dengan keadaan namun lupa untuk memberikan." Salsha sempat menyesal karna melakukan itu.
Beribu kata penyesalan Salsha utarakan setiap malamnya. Dan setiap jamnya juga Salsha selalu berusaha memberi perhatian yang selalu Aldi berikan.
Salsha meraih ponselnya hanya untuk menanyakan kabar tentangnya. Seperti kebiasaan sehari hari Aldi terhadapnya. Namun semenjak satu minggu yang lalu semua berbalik arah.
Salsha yang selalu menanyakan kabar dan Aldi yang menerima posisi Salsha.
"Hallo Al." Sapa Salsha mendahului saat mendengar dering telfonnya terangkat.
"Hm."
"Kamu udah makan?"
"Belum."
"Kita makan bareng di tempat biasa ki--"
"Lagi banyak kerjaan."
"Sibuk banget?"
"Iya."
"Oke kita makan bareng besok aja."
"Hm."
"Bye. I miss you." Sapaan terakhir dari Salsha hingga terdengar jika Aldi menutup telfonnya lebih dulu tanpa menjawab sapaan rindu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...