Gue mulai lagi."Al, udah ya." Ucap Salsha memohon, pasalnya baju yang sedang Salsha kenakan sudah toples. Entah apa yang sedang Aldi inginkan, tanpa rasa jijik bahkan Aldi sudah hampir melakukan apa yang sisi laki lakinya inginkan.
Dengan bermodalkan tatapan memelas Salsha, Aldi dengan gampangnya luluh. Hebat sekali Salsha.
Dengan sesekali menghela nafas, Aldi memposisikan kepalanya pada kasur. Ia tinggal kejadian tadi yang sudah panas. Aldi masih memiliki nalar yang banyak untuk tidak melakukan hal yang tidak seharusnya.
Dengan langkah cepat, Salsha membenahi kemaja yang sedang ia kenakan. Salsha sedikit melirik Aldi yang sedang tiduran tengkurap diranjangnya.
Saat sudah melihat kemajanya rapi, Salsha mendekat pada Aldi. Sedikit memberi pijatan kecil pada kepala dan punggung leher Aldi, meredakan nyeri dikepalanya yang berusaha untuk keluar.
Sebenarnya, Salsha juga paham. Jika malam Aldi sempat pusing untuk mengontrol nafsunya. Bahkan Salsha juga tahu, jika tengah malam Aldi sempat mandi air dingin. Hanya untuk menjaganya.
Salsha tahu semuanya, namun dia hanya berpura pura bodoh jika dia tidak tahu. Salsha tidak sama sekali polos, namun Salsha memiliki etika dalam menjaga kehormatannya.
Saat Salsha sedikit mengeraskan pijatannya Aldi meringis, kenapa urat dikepalanya sangat tegang. Begitu pikir Aldi, biasanya tidak seperti ini kok.
"Yang, siapin aku air dingin. Aku mau mandi." Perintah Aldi pada Salsha, entah kenapa hanya itu yang bisa Aldi utarakan untuk menjaga sisi laki lakinya.
"Kamu udah makan?" Tanya Salsha mengalihkan ucapan Aldi tadi, tapi bukan untuk semata mata egois.
"Siapin aku air dingin. Aku mau mandi, sekarang." Hanya itu yang Salsha dengar dan dengan tiba tiba tangan Salsha Aldi tepis dengan kasar.
Dengan menghela nafasnya Salsha beranjak dari ranjangnya, dan menyiapkan apa yang Aldi butuhkan saat ini.
Setelahnya Salsha pergi keluar daru kamar mandinya dan menyiapkan baju yang sempat Aldi masukan oada lemari Salsha.
"Airnya u--
Ucapan Salsha terpotong saat melihat Aldi sudah pulas tertidur. Wajahnya sangat damai, tanpa ada beban yang sedang ia pikul.
Justru wajah itu seperti bayi yang sangat polos, namun berbeda lagi jika sudah bangun. Salsha tidak menyangka jika Aldi yang sedang dihadapannya adalah pria paling hebat didunia ini.
Dengan seutas senyum yang Salsha tampilkan, dia berjalan mendekat pada kekasihnya. Ia copot sepatu dan juga kaos kaki yang masih melekat pada kedua kakinya.
Kemudian dia mengambil posisi tidur dengan telentang disamping Aldi.
"Maaf membuat mu masuk dalam masalah yang selalu rumit, because all those problems happened because of me maybe." Salsha menyeka keringat yang keluar dari dahi Aldi.
Salsha juga salah, dia tidak memberi kabar dan membuka semua pesan dari Aldi sejak tadi pagi.
Pasti kekasihnya lupa makan siang. Salsha kembali bangkit, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil makan siang untuk Aldi.
Seperti suami istri, warbiasyah.
*****
"Gue berhasil." Ucap seseorang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...