Jangan salahkan takdir, karna tuhan akan membuat takdir yang sesuai untuk mahluknya. Dan akan berakhir dengan pelangi yang indah sebagai penutupnya."Mau?" Tanya cowok yang sedang duduk di salah satu pusat perbelanjaan, sadari tadi cewek tadi hanya diam tak membalas saat Fahri menanyakan sesuatu.
Lagi lagi cewek tadi hanya diam, tidak merespon.
"Casie, gue ngomong sama elo kenapa lo cuekin gue mulu si."
"Karna gue gak ada waktu buat ngomong sama elo." Sungut Casie yang mulai jengah dengan kedekatannya dengan Fahri.
Fahri yang terlalu perhatian pada Casie, tapi tidak tahukah Fahri jika Casie hanya mencintai Bastian. Tunangannya, yang akan menjadi suaminya kelak. Jika benar terjadi.
"Gue udah berusaha deketin elo, tapi kenapa lo masih aja nolak gue?" Tanya Fahti yang frustasi, keberadaannya hanya dianggap angin lalu oleh Casie. Jika seperti ini, bukankah Casie sama saja membangunkan jiwa kejam Fahri?
"Lo tahu gak si? Gue udah tunangan sama Bastian, dan dalam waktu dekat gue akan menikah sama dia. Gue akan menikah, sama cowok yang gue cintai. Bukan sama elo yang gila, inget? Gue gak suka sama elo, gue gak cinta sama elo Fahri." Bentak Casie yang melihat Fahri yang selalu mengungkit dan mendekekatinya secara terang terangan.
"Gue gak butuh pernyataan itu, yang gue butuh cuma elo." Jawab Fahri dengan menatap tajam Casie.
Kemudia Fahri berjalan mendekat pada Casie, ia posisikan bibirnya sejajar dengan telinga Casie, dan melanjutkan ucapannya.
"Tubuh lo termasuk didalamnya." Dengan gerakan cepat Casie menjauhkan tubuhnya dari Fahri dan menjauh.
Namun tangan kanannya ia gunakan untuk menampar pipi Fahri sekencang pungkin.
PLAK
"Itu buat mulut lo yang gak bisa menjaga kesuciannya." Setelah itu 0Casie berusaha berjalan menjauh dari Fahri namun langkahnya kembali tercegat oleh tangan seseorang.
Sayangnya bukan Bastian, yang Casie inginkan.
Fahri melempar tubuh Casie pada tembok, membuat Casie meringis sakit. Cowok emang kasar, cuma Bastian yang gak kasar sama Casie.
Setelah melempar Casie pada tembok tubuh Casie Fahri himpit, dikeramaian pusat perbelanjaan sayangnya tidak ada satupun yang memperhatikan kekacauan antara Casie dan Fahri.
Beruntung sekali kau Fahri.
"Gue akan semakin nekat, saat elo menolak gue secara terang terangan." Fahri mendekatkan bibirnya pada bibir Casie. Berusaha mencuri ciuman pertama milik Casie, sayangnya Fahri lebih breng*ek dari Bastian.
Menyentuh bahkan melukai sedikit saja tubuh Casie sama saja melukai aset berharganya.
Casie memberontak menangis, akankah ciuman pertamanya akan direnggut oleh cowok breng*ek itu? Bukan oleh tunangannya sendiri.
Belum sampai jarak mereka berdua bersatu, sudah ada bogeman mentah yang Fahri dapatkan. Fahri meringis tidak terima dan Casie tersenyum bahagia.
"COWOK BANG*AT KAYA ELO GAK PANTES DAPETIN MUTIARA BERHARGA KAYA DIA." Bentak Bastian tepat diwajah Fahri, dengan bola mata yang melotot, Bastian menarik tangan Casie dengan sangat hati hati.
"Ayo kita pulang." Bukannya menggandeng, justru Bastian menggendong kekasihnya. Dan sekarang Casie sangat malu menjadi pusat perhatian dikeramaian salah satu pusat perbelanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...