Hidup hidup gue, kenapa situ yang sewot. Situ Iri?
"Gimana?""Percuma." Jawab pria itu dengan pandangan lemas. Semua itu berjalan tanpa bisa ia pikirkan.
Iqbal pusing.
Dilla berjalan mendekat pada suaminya, ia mengelus bahu Iqbal dengan pelan.
"Semuanya akan berjalan dengan adanya alasan. Apa kakakku masih terobsesi dengan Salsha?" Iqbal menjawab dengan anggukan kepala.
Keduanya menghela nafas, udah karma. Mungkin alasan itu yang mereka berdua pikirkan.
"Kamu gak ada niatan buat kasih kakak kamu nasehat?" Tanya Iqbal melihat Dilla masih anteng sendiri dengan handphonenya.
"Enggak." Sahut Dilla singkat. Tanyanya ia gunakan untuk melanjutkan permainannya.
Iqbal melirik singkat pada layar handphone istrinya. AOV, mata Iqbal melotot tidak percaya.
Permainan anak cowok, apa jangan jangan anak gue cowok yak?
Namun Iqbal sedikit melupakan itu sebentar, walaupun wajahnya sudah sangat berbinar.
"Kenapa?"
"Yang buat kakak aku kaya gitu kan kamu, terus kenapa kamu tanya sama aku. Kamu yang mulai, ya kamu yang tanggung jawab la." Iqbal diam membisu, kenapa Dilla marah?
"Sebentar deh yang, tadi kamu bilangnya. Kakak kamu emang udah terobsesi, dimana letak kesalahan aku?" Tanya Iqbal masih tidak terima.
Enak saja, tadi perjanjiannya gak gitu.
"Kamu emang salah, terima aja si. Apa kamu mau salahin aku?" Tanya Dilla dengan tatapan marah. Mau nyalahin aku?
Lah, kenapa jadi Dilla yang marah.
"Aku gak nyalaihin kamu, sayang. Aku cum--"
"Hiks."
Ucapan Iqbal terpotong dengan isak tangis Dilla.
"Tuh kan, kamu nyalahin aku." Ucap Dilla dengan sesenggukan.
Melihat perubahan mood Dilla, Iqbal berusaha diam.
Orang hamil emang sensitif. Gak lagi lagi deh.
Lalu Iqbal menarik tubuh istrinya dalam pelukannya.
"Maafin aku okey." Dilla mengangguk mau.
****
"KENAPA SI KAMU GAK NGERTIIN AKU." Bentak satu orang manusia pada kekasihnya.
Dirinya sudah sangat lelah menghadapi manusia yang selalu saja menganggap remeh padanya. Sudah hampir 2 minggu ini Bastian mengacuhkan Casie.
"Sudahlah sayang, jangan memulai permasalah lagi." Bastian menatap Casie jengah.
"Kita udah 2 tahun tunangan, tapi kamu masih aja acuhin aku. Kamu mikir gak si, aku itu cewek yang gak harus kamu diemin aja. Kamu serius gak si mau nikahin aku."
"Aku serius Casie sayang. Aku lagi banyak kerjaan, kamu ngertiin aku ya." Ucap Bastian memberi pengertian pada kekasihnya.
"Aku udah berusaha sabar buat kamu, tapi kamu dengan santainya gak bisa hargain aku. Sebenernya kamu sayang gak si sama aku? Jawab BASTI?" Casie bertanya pada kekasihnya dengan berteriak menyebut nama kekasihnya.
Keadaan kembali hening, semuanya menjadi tegang tak terkontrol.
Kenapa pertanyaan Casie bikin ambigu?
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...