Siapa yang tahu kalo besok bisa aja hal terburuk yang gue dapet, karna udah cukup waktu gue untuk bersenang senang."ASLAMEKUM." Teriak Bastian, Karel dan juga Andra bersamaan.
Teriakan mereka menghilangkan keheningan dan raut Aldi yang menatap Salsha penuh kedataran.
Entahlah, yang jelas sekarang kekasihnya sedang tidak bisa diajak becanda. Sepertinya, dan kedatangan mereka bertiga semoga saja bisa mencairkan semua yang sedang mereka bicarakan dengan penuh ketegangan.
"Ini kenapa malah diem diem bae, gue jadi ngerasa salah main ke sini."
"Iya gue juga." Timpal Andra yang terkadang konek diwaktu yang bersamaan.
Bastian yang sudah paling mengerti dengan gelagat Aldi hanya bisa diam, pasrahkan saja jika sekarang dia akan mendapatkan bentakan bahkan bogeman mentah jika Aldi sedang ingin melakukannya.
Salsha kembali mencuri pandang pada Aldi, sadari tadi Aldi hanya diam tidak mengucapkan satu katapun. Kedatangan sahabatnya bukannya membuat suasana menjadi membaik, justru semakin runyam.
Respon Bastian yang lebih membuat Salsha memincingkan matanya, pasalnya Bastian yang sering disapa Basti sedang berjalan mendekat pada Aldi.
Posisi Aldi sekarang sedang menahan emosinya yang meluap luap, kedua tangannya menumpukan diranjang mereka. Dengan deru nafas yang terus semakin cepat Bastian mengelus bahu Aldi dan mengajak Aldi untuk berdiri.
Bukan hanya Salsha, Karel dan juga Andra juga ikut memincingkan kedua matanya. Mereka sedang apa? Begitu pertanyaan mereka yang hampir sama.
"Pukul gue kalo lo lagi marah, jangan pendem apa yang lagi lo rasain." Perintah Bastian yang sudah menengadahkan wajahnya keatas.
Apakah seperti ini persahabatan dan kedekatan mereka berdua? Warbiasah.
" " Bukannya menjawab Aldi memalingkan wajahnya. Bastian tahu jika Aldi tidak akan memulai, pukulan pertamanya jika seseorang dihadapannya tidak menyulutkan emosinya.
Dan sayangnya Bastian sudah mengerti bagaimana Aldi. Dengan gerakan cepat Bastian menonjok tepat dipipi kanan Aldi dan bibirnya mengeluarkan darah.
Aldi masih diam, tidak ingin membalas. Karna ada sesuatu yang sedang ia tunggu tunggu dari jawaban Bastian.
"Gue akan bales setiap pukulan lo."
Dan dengan tak kalah keras Aldi membalas pukulan itu hingga hidung Bastian mengeluarkan darah, walaupun tidak banyak. Sudah dipastikan itu sakit.
Melihat mereka berdua sama sama memukul tanpa ingin berhenti Salsha terus saja menangis dan meneriaki nama Aldi.
"Gimana ini?" Tanya Karel yang kethetheran sendiri.
"Pisahin bego, udah punya anak masih aja lama koneknya." Timpal Andra yang sama sekali tidak takut walaupun Karel adalah kakak iparnya.
"ANJ**G" Umpat Karel karna menerima bogeman mentah dari tangan Aldi, mereka semua benar benar tidak bisa dipisahkan.
"ALDI UDAH, KALIAN LAGI NGAPAIN SI." Teriak Salsha yang sudah menangis, bisa bisanya seorang lagi yang katanya baru keluar dari rumah sakit, minta dimanja manja. Sekarang lagi saling baku hantam sama sahabatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND LOVE [END]
Teen FictionBLURB, PART 1 SAMPAI PART 50 LIMIT COMFORT. Menjalani hubungan dari masa SMA sampai keduanya memegang saham dan menjadi penerus keluarga, hingga masa sulit perkuliahan membuat keduanya semakin dekat. Tidak ada keinginan berpaling, melepaskan, atau b...