45. SENTUHAN FAHRI

217 17 4
                                    

GARA GARA FAHRI? (EDIT)

Bismilah, semoga berkah.

"Cape." Keluh Aldi yang sudah duduk nyaman dikamar Salsha.

Mereka berdua sedang masanya beristirahat tanpa ingin ada ganguan lagi, jam sudah terlihat pukul 4 pagi lagi. Tapi baru kali ini mereka berdua duduk tenang tanpa adanya suruhan.

Jika dibilang mereka orang kaya, ya memang kaya. Namun etika mereka masih diarahkan oleh orang tua mereka masing masing.

Aldi yang sudah terikat hubungan dengan Salsha juga harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai menantu dan calon menantu yang baik.

Salsha keluar dari kamar mandinya dengan keadaan yang masih menggunakan piyama mandinya. Dengan handuk yang masih terlilit dikepalanya.

"Mandi dulu yang, baru tidur. Kalo gak langsung mandi bisa sakit." Setelah mengucapkan itu, Salsha menyerahkan handuk barunya dari lemari baju milik dan menyerahkan pada Aldi yang sedang duduk dengan kepala ia sendirkan pada senderannya.

Mungkin baginya adalah posisi paling nyaman, namun tidak untuk Salsha.

"Bentar yang, lagi enak."

Salsha melempar handuk tadi tepat pada muka Aldi, dan lawan bicaranya hanya mencebikan bibirnya.

Dengan gerakan malas, Aldi pergi memasuki kamar mandi dan Salsha hanya diam dan sedikit bersenandung saat mengenakan piyama tidurnya.

"YANG, AKU LUPA BAWA BAJU." Teriak Aldi yang sudah setengah basah di dalam.

Mendengar teriakan Aldi, Salsha mendengus kesal. "BENTAR AKU AMBILIN. KAMU MANDI DULU AJA."

Dan sampai akhirnya tidak ada sahutan lagi diantara mereka.

*****

"Gue bilang juga apa, jangan banyak kepikiran sama cinta cintaan."

"Ya, gimana lagi. Gue drop lagi bang. Bukan masalah sepele kalo kaya gini." Jawab Farhan sedang sedikit terkekeh, walaupun banyak sekali masalah yang ia dapat karna penyakit ini.

"Makanya gue beraniin jadi dokter cuma biar bisa nyembuhin elo. Kalo lo gak ngurusin Salsha, lo juga gak harus mengidap penyakit kaya gini Han. Bikin susah aja." Fahri terus saja mengomeli adiknya dengan sangat telaten. Ya walaupun kadang mereka sering bertengkar, yang pasti sekarang Fahri sudah mulai berfikir jika umur yang panjang untuk seorang Fahran hanya bisa bertambah dengan kebahagiaannya saja.

"Bang, jangan lo suntik lagi dong. Gue udah cape banget ngadepin semua kemoterapi yang lo ajuin. Tapi tetep aja, gue kadang baik kadang kaya orang psikopat." Fahri tertegun, adiknya memang benar. Walaupun sudah hampir sembuh saat dua tahun terakhir kemarin.

Farhan sempat difonis memiliki penyakit, dengan susah payah. Fahri terus saja belajar unruk menjadi dokter spesialis, dan saat Farhan mendapat penanganannya dari kakaknya sendiri penyakitkan kembali akan dikatakan sembuh.

Kata sayang kembali menubruk Farhan, dengan meninggalkan semua kemo dan hanya menginginkan Salsha dan kesenangannya lagi.

Hampir 5 tahun, Fahri bergelut menjadi dokter dan menyembuhkan adiknya semuanya terbayar lunas saat baru satu minggu kemarin. Farhan dinyatakan kritis karna terlalu banyak mengonsumsi alkohol dengan banyak sekali meninggalkan obatnya.

"Makanya kalo gue bilang minum obat,  ya lo minum. Bukan malahan minum alkohol." Dan sudah hampir 5 kali dihari ini Farhan terus saja mendapat omelan dari kakaknya.

Bahkan dady nya yang sekarang sedang menjalani berobat di singapura pun hampir 6 tahun terakhir ini sudah akan dikatakan sembuh dari matinya karna keluarga Casie.

2ND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang