6. IQBAL

503 24 0
                                    

Melindungi memang udah jadi kewajiban gue semenjak jadian sama dia. Tapi saat ada yang naksir dia 'lagi' gue harus lindungin dia lebih ekstra lagi.

Dengan pertemuan singkat tadi malam di rumah Aldi. Iqbal seperti ditelan bumi hingga sekarang. Ia tidak ada sehidungpun keluar lagi. Hanya seperti ingin menampakan dirinya dan setelahnya merencanangan lebih bahaya dari sebelumnya.

Aldi juga belum sempat berfikir jika Iqbal lah yang mengirinkan paket itu. Memiliki kekasih sesemperna Salsha memang harus memiliki hati yang sangat kokoh, tidak pecemburu dan memberi kebebasan pada Salsha yang harus masih terpantau.

Dari tingkah tadi malah. Dimana Iqbal yang sudah mulai ingin memberikan bendera perang padaku membuat Aldi harus mau tak mau menerimanya.

Salsha bahkan tak menyadari itu.

"Dandanan elo udah kaya anak ABG mulu Sal. Gak kaya tante tante apa kaya ibu ibu gitu." Cletuk Iqbal mengajak bicara Salsha yang masih nyaman pada dekapan Aldi.

Keduanya sedang berbincang. Awlanya. Aldi dan Salsha awalnya sedang berbincang berdua mengenai hubungan dan apa yang Salsha inginkan untuk kedepannya.

Namun Iqbal menggagalkan rencana Aldi dengan memberi pembicaraan yang membuat Salsha ingin menjawab pertanyaannya dulu sebelum menjawab pertanyaan Aldi.

Di sela sela pembicaraan Salsha dan Iqbal yang memang sudah meminta ijin terlebih dahulu. Iqbal memandang Aldi dengan tatapan remeh. Seakan akan diberbicara 'langkah awal'.

Melihat Iqbal seperti itu. Aldi langsung menarik Salsha pada pelukannya.

"Sayang kamu tahukan kalo orang ketiga itu sama aja PHO?" Ucap Aldi tepat saat Salsha terjolak kaget dan menerik kemeja yang Aldi kenakan menjadi sedikit lecek.

"Iya. Emang kenapa?" Tanya Salsha kembali membenarkan posisinya dengan menyandarkan kepalanya pada dada bidangnya. Susah menjadi kebiasaan Salsha jika sudah nyaman dengan posisi seperti ini dia tidak akan bermalu malu melakukannya.

Selagi dia nyaman di depan mama Aldi dan bundanyapun Salsha tetap melakukannya. Dan Aldi hanya bisa tersenyum dengan kenyataan itu.

"Kamu gak takut kalo ada PHO di hubungan kita." Nah!

"Ya enggak lah. Aku gak mungkin berpaling dari kamu." Jawaban Salsha membuat Aldi tersenyum puas dan tinggal Iqbal yang mengeraskan rahangnya dan memandang Aldi dengan tatapan sinis. Aksi yang bagus puji Aldi pada dirinya sendiri.

Saat jari telunjuk Salsha menulis nulis namanya dan Aldi di dada Aldi. Ia mengerang sedikit. Apa apaan ini! Gerutu Aldi dengan melihat responnya yang sudah tidak karuan.

"Udah kali yang jomblo mah bisa apa. Ngeliatin orang pacaran udah kaya suami istri aja." Sindir Iqbal keras dan membuat Aldi mendesah kecewa.

Gimana tidak kecewa. Posisi paling nyamanannya sirna dengan adanya sindirian Iqbal. Romantis romantisan didepan sahabat yang naksir dan mau ngerebut kekasihnya itu sangat menyenangkan. Coba aja kalo gak percaya.

Salsha langsung sedikit memberi jarak pada tubuhnya dengan kekasihnya.

Kenapa gue bisa sampe lupa kalo ada orang, astaga! Batin Salsha malu.

"Gak usah malu anggap aja gak ada orang." Sambung Aldi mengelus puncak rambutnya.

Iqbal mendekat pada Salsha dengan di dudukannya di samping kiri Salsha. Dan Aldi di samping kanannya.

Awalnya Aldi tak menggubris itu. Dan keduanya bercanda canda di sela sela keheningan. Namun saat Salsha sedang menanyakan keberadaan mama, Iqbal sedikit ingin memegang tangan Salsha dan dengan cepat Aldi memegang Tangan Salsha terlebuh dahulu.

Satu detik setelahnya mama pulang dari acaranya. Dan membuat Aldi dan Iqbal di tinggal di ruang tamu itu berdua.

"Ngapain lo ke sini? Mau ngerusak hubungan gue?" Tanya Aldi sudah sangat kesal dengan tingkah Iqbal yang sudah sering ingin melakukan adegan kemodusan yang sangat tidak lazim.

Sebenarnya lazim si, tapi Aldinya aja yang gak relaan Salsha dipegang sama yang lain. Posesif uy.

"Enggak kok. Gue ke sini si benernya cuma mau minta ijin mau ambil Salsha dari elo. Udah cukup Salsha gue titipin ke elo. Mau gue ambil. Eh malah kebetulannya udah ada di sini. Rejeki anak soleh emang." Iqbal mengangkat kaki kanannya dan ia tumpukan pada kaki kirinya.

"Gak usah yang aneh aneh deh Bal. Gue masih bisa maafin elo untuk yang beginian. Tapi inget persahabatan kita dulu." Ucap Aldi memberi sedikit peringatan. Ia tidak mau persahabatannya rusak hanya karna keegoisan Iqbal yang hanya mengerti miliknya. Ingat! Miliknya itu milik gue!

"Persahabatan kita? Yang dulu?" Iqbal mengangkat satu alisnya dengan memandang Aldi remeh.

"Kita pernah sahabatan? Plis deh. Sekarang gue bukan Iqbal yang cuma bisa ngalah buat sahabat. Ini soal hati. Dan ini soal perasaan. Semua orang wajib berjuang. Dan gue juga masih ada kesempatan." Iqbal meminum minuman yang ia ambil sendiri di rumah sahabatnya itu.

"Kesempatan? Gue bakal nikah dulu sebelum elo rusakin hubungan gue sama dia." Ucap tegas Aldi dengan kesal.

"Dan saat kalian berdua nikah. Gue bakal rusak rumah tangga kalian. Kalo perlu gue bunuh elo atau Salsha. Biar diantara kita gak akan ada yang bahagia."

"Sia--

"Husstt. Al kamu apaan si. Kamu udah janjikan gak akan ngomong kasar lagi." Potong Salsha yang sudah terlihat kesal dengan kedatangannya.

Salsha sengaja mendekat karena penasaran dengan arah pembicaraan mereka. Namun saat sudah didekat mereka. Aldi akan mengumpat kata kasar. Dan itu yang membuatnya kesal.

Iqbal hanya bisa tertawa kencang. Ini adalah kesenangannya. Membuat Salsha marah pada Aldi. Mungkin sudah sedikit rencanannya.

Aldi hanya bisa mengeraskan rahangnya.

"Maafin aku ya." Ucqp Aldi dengan memeluk pinggang Salsha lembut dan mencium kening Salsha sebentar.

Dan Salsha langsung bersenyum dan mengangguk.

"Abis ngapain Sama mama?" Tanya Aldi mendiamkan Iqbal.

"Ada deh. Pulang yuk sayang. Aku udah ngantuk." Ucap Salsha dengan mengucek matanya seperti anak umur 5 tahun. Aldi hanya bisa terkekeh.

Tangan Aldi menjauhkan tangan Salsha. Dan mengganti dengan ciuman tipis di kelopak matanya.

"Udah jangan dikucek. Ayo kita pamit dulu." Sambung Aldi berdiri terlebih dahulu dan menarik tangan Salsha.

"Pulang dulu ya Bal. Gue udah ngantuk soalnya." Pamit Salsha pada Iqbal dan langsung berlari menuju pada mama lagi.

"Mau ngambil milik lo? Dia bahkan milik gue seutuhnya. Inget itu Bal!" Aldi langsung berlalu pergi tanpa ingin berbicara lagi padanya. Membuat darah tinggi.

"Uluh uluh sayang Salsha deh. Sana pulang jangan malem malem pulangnya ya Al. Itu kayanya Salsha udah ngantuk banget." Ucap Mama memeluk Salsha dengan kasih sayang.

"Siap ma. Ayo yang. Ya ampun, aku sampe lupa ini udah jam 12 malem lebih. Maaf ya." Ucap Aldi melotot saat meilhat jam yang melingkar ditangannya.

Aldi mengelus rambut Salsha dan mengeratkan tangannya dipinggang Salsha.

***

Sampai di rumah Aldi tak melihat Iqbal. Dan saat menanyakan itu pada mamanya. Mamanya hanya menjawab.

"Tadi si, Iqbal bilang karna ada kerjaannya. Mama gak tahu. Kamu gak ada masalah kan sama dia?"

"Enggak kok mah."

_27/09/2019

2ND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang