dan ada dia, seseorang yang malam itu berada di depan halaman rumahku. tapi, lucunya dia dalam keadaan yang tak terkendali serta tak cukup sadar.
lalu, aku memutuskan untuk segera berlari dan menuju ke arahnya.
"tadi kamu telfonan sama siapa?" tiba-tiba saja dia menanyakan itu.
aku yang bingun hanya bisa melongo menatap matanya.
"hah? dari tadi aku gak pegang hp-ku kok. aneh deh, kamu."
dan ya, tetap saja dia bersikukuh menuduhku dan sungguh dia rewel sekali.
"ngaku. aku tahu, kamu tadi pasti telfonan dengan cowo lain kan?" lagi-lagi memojokkan aku yang tak tahu apa-apa.
aku hanya diam. tak bergeming.
karena aku lelah harus berdebat dan bertengkar dengannya. menjelaskan ribuan kali pun ia tak akan mengerti. sedang, dia saja dalam keadaan setengah sadar begini.
rasanya percuma.
aku di sini khawatir dan menecemaskannya.
dan dia hanya menuduhku cuma-cuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Langit
PoetryDia yang begitu jauh untuk di gapai. Terlalu dingin untuk dicairkan. Dan dia yang selalu menjadi objek kerinduanku. Kerinduan yang tak terbalaskan. -ketika rinduku memiliki banyak ruang untuk mereka yang telah singgah, entah sempat atau tidak pernah...