Senyum itu tetap terekam memori.
Sesuatu yang indah membuat aku terpesona. Mengucap syukur atas karunia Tuhan yang begitu indah.
Seukir senyum tipis di bibir itu.
Itulah yang mampu meredam segala emosi dan menenangkan. Tak hanya indah, senyum itu pun sungguh teduh. Aku selalu terbuai disaat seulas senyum itu terukir, dan bahkan jika itu hanya teruntukku maka akan kupastikan senyum itulah senjata terampuh untuk menghancurkan segala sikap keras kepala ku.
Senyum yang teduh dan hangat. Senyum yang selalu mengingat kan ku tentang memori yang terekam.
Senyum yang selalu hadir meskipun kini tak lagi untukku dan bahkan bukan karena aku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Langit
PoesíaDia yang begitu jauh untuk di gapai. Terlalu dingin untuk dicairkan. Dan dia yang selalu menjadi objek kerinduanku. Kerinduan yang tak terbalaskan. -ketika rinduku memiliki banyak ruang untuk mereka yang telah singgah, entah sempat atau tidak pernah...