seharusnya, dari awal aku menyadari ini.
satu hal yang terlambat aku sesali. tak sepatutnya aku memberi harap-harap cemasku kemarin pada siapapun.
kini, yang ada hanya tinggal menjadi abu dan debu.
aku merengek dan meringis kesakitan di bagian dada yang rasanya nyut-nyutan. menangis saja tak cukup dan tersenyum terasa begitu hambar.
seharusnya,
dari awal aku tak menggantung harap itu.
iya, padamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Langit
PoetryDia yang begitu jauh untuk di gapai. Terlalu dingin untuk dicairkan. Dan dia yang selalu menjadi objek kerinduanku. Kerinduan yang tak terbalaskan. -ketika rinduku memiliki banyak ruang untuk mereka yang telah singgah, entah sempat atau tidak pernah...