Pertengkaran!

2.1K 102 32
                                    

Nayya mengejapkan matanya berkali kali. Pasalnya seingatnya ia ada di dalam mobil dan sekarang mengapa ia ada di dalam kamar. Yang sepertinya ia tau dimana dia berada sekarang.

Ia melihat tubuhnya yang serasa di tutupi oleh selimut dengan sebuah kain yang ada di keningnya, sepertinya itu adalah kain kompresan. Ia mengambil kain itu dan mencoba untuk duduk.

Kepalanya yang terasa pusing, yang membuatnya tak kuat untuk menompang tubuhnya. Ia menyenderkan tubuhnya, kembali memejamkan matanya.

"Udah bangun?"

Seketika suara itu membuatnya kaget, namun tak membuat nayya membuka matanya. Ia masih dengan posisinya yang tadi, tak ada niat untuk membuka matanya.

"Nay?" pangil orang tersebut

Nayya merasakan kasurnya yang sedikit begerak dan sepertinya dugaan benar orang tersebut duduk tepat di sampingnya. Nayya menahan rasabyang bergejolak di dadanya. Ia berusaha tenang dan menahan semua rasa itu.

Putra, itu orang yang memasuki kamar yang nayya tempati. Ia menatap seluruh lekungan wajah nayya. Rasanya ia kangen akan masa masa saat mereka pacaran.

"Nay gw minta maaf nay"

"Gw salah....gw gw masih ada rasa sama lu nay"

Ucapan putra membuat air matanya jatuh dan membuat nayya membuka matanya saat ia rasa pergelangan tanganya di gengam oleh putra, mantan kekasihnya.

Nayya memelototkan matanya saat pergelanganya tak kunjung di lepas oleh putra, "Buat apa lu ngomong kaya gitu? Lu udah milik saudara gw!  Sepupu gw sendiri?? Ngerti!!!"Teriak nayya sambil sesenggukan

"Nay"pangil putra yang menatap nayya sendu.

"Maafin gw, gw ngaku gw salah"lanjutnya dengan ekspresi sesalnya

"Basi!"ucap nayya menghapus air matanya dengan kasar

"Lu macarin chilla karna apa?"

"Ya kar-karna sa-sayang. Iya karna sayang"gugupnya

Nayya curiga ia tau bahwa putra tak Seutuhny menyanyangi chilla. Bukannya apa ia tak mau chilla hanya menjadi bahan pelampiasanya saja.

Chilla cwe imut,manis dan manja itu adalah orang yang nayya sayang. Sepupu+orang yang ia angap seperti adiknya. Chilla yang selalu membuatnya tersenyum dan ia tak ingin membuat hatinya merasa sakit karnanya.

"Lu bohong!! Ngaku sama gw"ucap nayya menghempas tangan putra kasar dan berteriak di depan wajah putra, meluapkan semua kekesalanya.

"Ga kok gw ga boong"tolak putra

"Lu ngelakuin ini buat bales dendam?? Iya?? Dan dia, Chilla jadi korbannya?? Lu tau ga dia wanita baik put. Dia sepupu gw, yang gw sayangi dan kenapa lu jadiin dia pelampiasan?? Bajingan!!"

Putra yang melihat nayya menangis hingga sesengukan membuat hatinya merasa sakit. Mengapa ia melakukanya? Mangapa ia tak memikirkan kedepannya. Rasa sesal kini menyelimutinya.

Putra tak tega ia memeluk nayya dengan erat membiarkan nayya mengeluarkan tangisanya.

Tak disangka chilla melihat semuanya. Dengan emosi yang memuncak ia memasuki kamar yang tersapat nayya dan putra yang sedang berpelukan.

Chilla menarik lengan putra dengan kasar dan menarik rambut nayya dengan keras dan menariknya menuju pintu. Membiarkan nayya yang terseret dengan posisi tangan yang menahan tangan chilla yang menjambak rambutnya.

Rasa sakit,perih kini bercampur aduk di dalam otak nayya.

Putra yang tergeletak dengan luka di pelipisnya karna terbentur ujung meja rias yang aada di Dalam kamar itu pun berlari menghampiri nayya dan chilla.

"Chill sakit chil"teriak nayya kesakitan

"Ikut gw!!"balas chilla

Nayya melihat ada kebencian di dalam diri chilla. Chilla melepaskan tarikan di rambut nayya dengan kasar dan mengakibatkan tubuh nayya terjatuh ke lantai.

Rasa pusing yang  ia rasakan kini mulai terasa. Sangat pusing, ia berusaha berdiri dengan tangan yang memegang kepalanya.

"Maaf"ucap nayya merasa bersalah

"KENAPA?? KENAPA LU MELUK PACAR GW?? HAH??!"teriak chilla dengan emosi

Hal itu membuat semuanya keluar dari kamar masing masing. Menghampiri chilla dan nayya yang sudah ada di dekat tanga lantai 2 yang ingin mengarahkan Ke lantai 1.

"Gw yang salah chil bukan nayya"bela putra untuk nayya. Memang benar itu salah putra. Bila saja putra tidak memeluknya pasti tak akan terjadi seperti ini.

"LU GA USAH IKUT CAMPUR!!"

"LU NAY!! YANG GW ANGEP KAKA GW DAN TERNYATA LU KAYA GITU!! MUNA TAU GA!!"

"Ga git-"

Plak

Satu tamparan keras mengenai pipi nayya. Nayya yang tadinya tidak seimbang pun ingin terjatuh namun badanya di tahan oleh putra. Dengan cepat nayya berlari menuju keluar Villa dan ke arah parkiran. Dimana ia memarkirkan mobilnya disana.

Rasa pusing itu bertambah saat pipinya di tampar oleh sepupunya yang sudah ia angap sebagai adiknya. Nayya mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Dengan air mata yang terjatuh dengan deras.

"AAAAA!! BANGSATTTTT"raung nayya sambil memukul stir mobilnya. Rasa pusingnya tentu belum hilang.

Nayya mengendarai mobilnya tak tentu arah. Kepalanya yang sakit,rambutnya yang rontok dan Matanya yang lelah untuk melihat. Entah pandangannya kini mulai Buram. Ia pasrah akan hal itu, kendaraannya yang sepertinya remnya blong.

Entah mungkin ada orang yang sengaja memblongkan remnya ini. Untung saja kini sudah memasuki pagi hari. Tepat jam 02.35 pagi. Sunguh ia Sudah pasrah, nayya melepas pedal gasnya, dan berusaha untuk tenang. Ia mencari jalan untuk bisa menghentikan kendaraannya itu tanpa melukai orang lain.

Ia melihat yang sepertinya ada pohon besar di pingiran jalan yang nampaknya mengarahkan ke dalam hutan. Senyum miringnya terlihat.

****

LATE!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang