Abip menjaga nayya dengan sangat sangat teliti. Ia tak ingin kehilang saudara kembali. Ia menyeka tangan kaki serta muka. Membersihkannya dengan sangat lembut.
Sudah 2 minggu abip di sana, menjaga nayya yang masih setia menutup matanya. Ia masih mengalami koma.
Dan sudah 2 minggu juga abip mematikan hpnya. Ia menatap wajah polos nayya saat tertidur.
"Nayya manis ya paman saat tertidur"
"Iya"
"Paman apa akan seperti ini?" tanya abip yang sudah cape akan semuanya
"Ada waktunya ia bangun nak"
"Tapi kapan paman?"
"Kita cukup berdoa saja bip"
Abip menatap nayya kembali. Kini tatapannya kembali menjadi tajam. Ia menatap nayya yang masih engan membuka matanya.
Memegang tangan nayya erat, " nay kapak bangun?? Lu ga kangen sama gw?? Maaf kalo selama ini gw salah. Maaf selama ini gw ga bisa jadi kaka yang lu mau nay"
"Nay gw mohon bangun sekarang!! Gw ga bisa liat lu kaya gini"
Abip menangis, ia rindu akan canda,tawa dan sebagainya di dalam diri nayya. Rindu yang amat amat rindu.
Abip mengambil gitar yang ada di sana. Mungkin itu milik nayya yang di bawa oleh paman.
"Tergores luka indah yang tlah lama ku tafsirkan.
Meneliti kehancuran yang telah meracuniku.
Rasa penat seakan mengarungi langkahku
Yang membuat ku terkampar dan membisu
Berderai air mata membasahi pipiku
Terlukis rasa perih meyayat relung sukmaku
Saat kau khiatin cinta di dalam hatiku
Rasa gudah terurai di jiwa ku
Reff:
Tlah ku akhiri semuaHanya dapat memendam rasa yang tlah bersinggah
Dan tiada arti aku berdiri menantimu
Rasa kecewa di hati meringis kalbu di dalam batinku
Terurai sebuah kata pahit menggelora jiwa
Membungkang satu kisah kelam yang teramat singkat
Haruskah ku menepikan bayangmu disisiku
Yang tlah bernaung di dalam takdirku
Tlah ku akhiri semua
Hanya dapat memendam rasa yang tlah lama bersinggah
Dan tiada arti aku berdiri menantimu
Rasa kecewa di hati mengiris kalbu di dalam batinku"
Our story- kisah kelam
Lagu yang sering di nyanyikan nayya saat sedang ada masalah. Mengingat akan semuanya.
Abip menyelesaikan lagu itu. Tetes demi tetes air matanya mengalir dan kini menjadi deras.
Paman yang ada di sana hanya mendekat dan mengelus pundak abip lembut. Mencoba menenangkan abip yang terisak.
Sedangkan nayya, ia ikut menangis dengan keadaan mata tertutup.
"Ayya jangan lari"
"Kenapa bip??"nayya kecil cemberut
Abip kecil pun mengatur nafasnya, " nanti ayya jatuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
LATE!!! [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] [JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!] [BIASAKAN TINGALKAN JEJAK SEPERTI VOTE!] Aku mencintai mu tapi aku tak berani mengucapkannya biarlah waktu yang bicara kepada mu. Aku hanya belum siap kehilangan mu. Aku mencintai mu dalam diam...