Kami rindu kasih sayang kalian!! Kami tak butuh harta banyak,kami hanya butuh kasih sayang. Kami lebih suka kalian ada di samping kami. Kita ingin merasakan apa yang sewajarnya kami dapatkan!!.
****
Sehabis dari rumah sakit, nayya langsung pergi menuju ke rumah tante dan omnya karna ortu nayya menelpon luthfi dan menyuruh mereka bertiga untuk segera kesana. Luthfi dan Abip menjemput nayya di Rs dan langsung menuju rumah omnya yang tak jauh dari Rs.
Nayya,abip serta luthfi sudah sampai di depan rumahnya. Bertapa terkejutnya mereka melihat bendera kuning di depan rumah om dan tantenya. Karna mereka penasaran siapa yang meningal akhirnya mereka segera masuk ke dalam dan melihat kedua ortunya yang sedang menangis.
Perasaan yang bercampuran di hati nayya dan abip. Rasa benci,marah,kangen semua bercampur menjadi satu. Mereka berdua menahan air matanya supaya tak jatuh,mereka tak ingin menambah beban orang tuanya karna keadaan sedang berduka.
Luthfi mendekat ke kedua orang tuanya,
"Ayah,bunda"Pangil luthfi lalu memeluk kedua ortunya"Abang"Ucap mereka serempak lalu membalas pelukan mereka.
Luthfi memeluk kedua orang tuanya agar mereka bisa sabar dan mengikhlaskan kepergian om dan tantenya.
Nayya dan Abip terdiam di tempat dengan menatap kedua orang tuanya. Mereka binggung satu sisi mereka rindu dan satu sisi mereka masih sebal dan marah kepada ortunya.
Setelah pemakaman selesai mereka menginap terlebih dahulu di sana. Ortu nayya,abip dan luthfi ikut menginap di sana dan tak lupa anak dari om dan tantenya yang masih menduduki bangku SMP kelas 9.
Anissa melihat kedua anak kembarnya yang terdiam di tempat dengan mata yang menatap dirinya dan ardian suaminya. Dengan segera ia memangil kedua anak kembarnya.
"Nay bip"Pangil Anissa yang tak lain adalah bunda dari luhtfi,abip dan nayya.
Abip dan nayya terdiam mereka menahan air mata mereka. Abip menarik tangan nayya menuju ruang Tv di rumah omnya itu. Hal itu membuat ardian,anissa dan luthfi mengikuti mereka.
Abip memeluk nayya erat. Nayya menangis di palukan abip. Setidaknya abip bisa membuat nayya lebih tenang. Mereka sebenarnya rindu dengan kedua ortunya namun Amarah mereka mengalahkan kerinduan mereka.
"Maafin kami sayang"Ucap anissa membuat nayya dan abip melepas pelukan mereka dan menatap bundanya dengan penuh emosi.
"Maaf kalo ayah dan bunda sudah ningalin kalian bertiga dan membuat kalian berdua berpisah beberapa tahun ini"Ucap ardian menyesal
"Semua sudah terlambat!!"Ucap nayya dengan menangis
Ardian yang melihat tangan nayya yang sedang di perban pun menghampirinya dan memegang tangan nayya, "Tangan mu kenapa nak?"
Nayya menepis tangan ayahnya pelan, "Kalian ga perlu tau"Cuek nayya
"Kenapa? Kami harus tau"
"Apa sih yang kalian tau dari kita? Nayya sakit apa kalian tau? Nayya dan abip kenapa napa apa kalian tau? Ga kan!! Eh iya apa sih yang kalian tau dari kita?"Ucap nayya dengan senyum miringnya
"Nay g boleh gitu"Ucap luthfi sambil memeluk bundanya dari samping untuk memberi kekuatan untuk menghadapi adik kembarnya.
"Apa sih bang apa?!! Abang ga pernah rasain jadi abip dan nayya!!"ucap abip dengan rahang yang menguat karna menahan emosinya
"Udah biarkan mereka mengeluarkan unek unek mereka"Kata ayah
Nayya menarik nafasnya dan membuangnya perlahan untuk memberi ketenangan untuknya baru lah ia mulai memgeluarkan unek uneknya.
"Kalian yang buat nayya pisah dari abip beberapa tahun lalu. Nayya kira sejak kejadian itu kalian sadar?! Ternyata ga. Nayya salah pernah mengharapkan kalian kembali dan memberikan kasih sayang yang seharusnya kami dapatkan. Kami ingin kalian kembali"ucap nayya
"Apa kalian pernah memberikan kasih sayang kepada kami? Ga kan?! Sejak kecil kami di tingal oleh kalian dan sejak kecil juga kami belum pernah merasakan kasih sayang kalian. Kami merasa bila kalian sudah tidak ada"Ucap abip tersenyum miring dan membuat tangisan sang bunda pecah dan sangat deras.
Luthfi yang mendengar itu pun tidak bisa menahannya. Mana bisa adik kandungnya berbicara seperti itu?.
"Apa apaan sih lu bip!!"Ucap luthfi penuh emosi
"Apa sih bang!! Gw tau saat lu kecil lu mendapatkan kasih sayang dari ayah,bunda makanya sekarang lu di pihak mereka"
"Lu ga ngerti perasaan gw sama abip kaya gimana!! Lu juga ga tau rasa jadi kita. Gw tau lu di rumah sayang sama kita karna lu pengen gantiin ayah dan bunda kan? Gw juga ngerasa apa yang abip rasaain!! Sakit bun,yah kalian pergi gitu aja!!"lanjut nayya dengan air mata yang mengalir dan kali ini tanpa isak tangis
"Maafin kami nak. Kami ingin membahagiakan kalian"ucap anissa bundanya dengan isak tangisnya
"Dengan cara ini? Kalian ga tau apa yang kita butuhkan?!! Yang kami butuhkan bukan lah uang atau harta yang kami butuhkan adalah kasih sayang!! Apa ga bisa salah satu kalian berhenti bekerja?"kata nayya yang membuat kedua orang tuanya terdiam
"Ga bisa jawab kan?!"
"Kami rindu kasih sayang kalian!! Kami tak butuh harta banyak,kami hanya butuh kasih sayang. Kami lebih suka kalian ada di samping kami. Kita ingin merasakan apa yang sewajarnya kami dapatkan!!"ucap abip dan nayya secara bergantian
Sudah cukup omongan nayya dan abip sangat menyakitkan. Anissa dan ardian mendekat ke kedua anaknya dan langsung memeluknya. Nayya dan abip mematung, tembok pertahanan yang mereka bangun bersama runtuh seketika. Mereka tak bisa menahan air mata mereka masing masing.
Luthfi hanya merangkul anak dari om dan tantenya yanh sedari tadi di sana melihat aksi perdebatan antara anak kembar dan kedua orang tuanya.
Nayya dan abip tak membalas pelukan dari kedua orang tuannya mereka hanya menangis dan terdiam. Setidaknya rasa rindu dan kangen mereka sedikit hilang karna pelukan hangat itu walau keduanya tak membalas pelukan itu.
"Nay,bip maafin bunda dan ayah ya"ucap ayahnya dengan lembut
"Kami akan berusaha mewujudkab keinginan kalian"ucap bunda yang membuat hati nayya dan abip senang.
***
Men komen:v
KAMU SEDANG MEMBACA
LATE!!! [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] [JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!] [BIASAKAN TINGALKAN JEJAK SEPERTI VOTE!] Aku mencintai mu tapi aku tak berani mengucapkannya biarlah waktu yang bicara kepada mu. Aku hanya belum siap kehilangan mu. Aku mencintai mu dalam diam...