Detik demi detik,menit demi menit,jam demi jam bahkan hari pun telah berganti. Nayya masih dengan keadaannya namun saat ini tidak.
Saat keluarganya sedang berkumpul untuk menjenguk nayya. Nayya tiba tiba saja kejang kejang dan membuat semua orang panik.
Dokter memasuki ruang rawat nayya dan memeriksannya dan menyuruh semua angota keluarganya untuk menungu di luar.
Dokter keluar dengan raut wajah yang sangat lesu, "Nayya kritis, keadaannya semakin melemah saya harap kalian banyak berdoa untuk kesembuhan nayya"ucap dokter lesu, "Saya permisi"ucapnya lagi lalu pergi
Semua angota nayya masuk kedalam kamar nayya dengan tangisan yang sangat deras termaksud bunda dan ayah nayya.
****
"Bunda?"ucap nayya kaget, "bunda kok ada di sini?"tanya nayya
"Nay bangun nayya harus bangun bunda akan jaga kamu,bunda janji"ucap bunda dengan tangisan
"Bunda janji?, nayya ada di sini bun"ucap nayya berdiri lalu memeluk bundanya, "Bun"pangilnya berkali kali
Namun apa di sangka tubuh nayya tidak menyatu dengan tubuh sang bunda. Nayya semakin binggung ia menoleh kebelakang melihat tubuhnya terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Hah itu tubuh gw? Gw kenapa?"ucap nayya tak percaya
"Bunda mohon sama kamu bangun sayang!! Jangan buat bunda bersedih!! Bunda janji akan sering sering pulang kerumah! Tapi nayya harus bangun sekarang!! Bunda mohon!!"Ucap bunda lalu memeluk tubuh nayya yang lemah di atas ranjang rumah sakit dengan banyak alat medis terpasang di tubuh nayya.
Nayya tersenyum lalu tertidur di tubuhnya dan masuk keraganya kembali.
(^v^)
Tubuh nayya merengang saat di peluk sang bunda. Mata yang berkedip berkali kali untuk menyesuaikan dengan sinar yang masuk keruanganya. Bibir nayya mengucapkan 1 kata dan membuat tubuh bunda melepaskan pelukannya.
"Bunda"lirih nayya pelan tapi masih terdengar di telinga sang bunda karna memang telinga bunda dekat dengan mulut nayya.
"Nayya"ucapnya melepaskan pelukannya lalu menghapus air matanya.
Sontak membuat semuanya memerhatikan sang bunda dan nayya. Abip,raja,luthfi dan sang ayah yang sedang beristirahat di sofa pun dengan cepat menuju bunda dan nayya.
Bibir mereka terangkat untuk menujukan senyum mereka. Senyum kesenangan karna mereka senang nayya sudah melewati masa kritisnya dan masa komanya yang sekitar 1 bulan 2 minggu ia koma.
Mata nayya memandang semua orang,air mata yang tak bisa ia bendung pun terjatuh. Pintu terbuka dan menunjukan sang dokter masuk ke ruangan nayya dan langsung mengeceknya.
"Nayya butuh banyak istirahat jangan banyak gerak dan pikiran ya nay"ucap dokter yang di balas senyuman dari nayya
Nayya tersenyum saat melihat keluarganya berkumpul termaksud bunda dan ayahnya.
"Ma-ka-sih"ucapnya terbata bata
"Ma-maaf"lanjut nayya melirik ke bawah tak berani menatap orang orang
Bunda dan ayah nayya saling tatap menatap lalu memeluk nayya lembut.
"Baiklah saya permisi"ucap dokter lalu pergi
Semua menatap nayya dan sesekali memeluk nayya. Nayya hanya diam tak berbicara hingga malam tiba. Abip,luthfi,raja dan ayahnya tertidur di sofa panjang yang berada di ruangan itu. Bunda nayya terus di samping nayya sambil memegangi tangan nayya.
Nayya menyadari semuanya sudah tertidur. Ia menatap keluarganya satu persatu lalu memejamkan matanya. Air mata jatuh begitu saja,ia nangis tanpa isakan tangis.
Menangis dalam diam itu yang dia lakukan. Menatap ke atap rumag sakit dengan tatapan kosong. Tanganya yang terasa perih dan kaki yang terasa sakit.
Ia benci dengan keadaan sekarang merasa lemah di atas ranjang rumah sakit. Tangan yang di infus,kaki yang di perban dan tangan kiri di gips,muka yang penuh luka dan kepala yang di perban. Lemah bukan? Baru kali ini nayya berurusan dengan rumah sakit dan obat obatan.
Nayya teringat kejadian saat ia kecelakaan. Dimana putra menyuruhnya untuk melupakanya. Air matanya yang sudah kering membasahi pipinya lagi.
Ia ingin menghapusnya tapi bagaimana? Tangan kiri yang gips dan tangan kanan di gengam erat oleh sang bunda.
Rasa ngantuk sudah datang ia langsung memejamkan matanya lalu menuju alam mimpi.
-___-
"Pagi sayang"ucap bunda sambil membuka gorden dan membuat sinar pagi menerangi penglihatanya.
Nayya mengedipkan matanya berkali kali menyesuaikan cahaya yang masuk keruanganya.
"Nay kita berangkat sekolah ya"ucap abip mengelus kepala nayya lembut begitu juga raja namun bedanya ia mencium tangan nayya.
"Na-nayya ma-mau se-ko-lah bun"ucapnya terbata bata
"Nayya belum bisa sekolah"
"Ta-tapi na-yya udah keting-galan pe-laja-ran"
"Nanti pasti bisa sekolah"
"Yaudah ya gw sama raja berangkat,bye"ucap abip mencium kening nayya begitu juga raja lalu menyalami bunda dan pergi.
Nayya menatap abip dan raja hinga sudah tak terlihat. Rasa rindu kepada sahabatnya dan juga putra. Tidak!! Gw tak boleh merindukannya. Orang itu tak punya hati!! Bagaimana pun juga gw bisa berada di rs karnanya. Tapi gw tak boleh egois. Ah!! Bingung gw!.
*_____*
Hai hai hai. Gimana? Suka ga? Maaf kalo makin ga jelas:'). Makasih yang udah vote and komen. Dann jangan bosen bosen buat baca cerita ini. Tq
KAMU SEDANG MEMBACA
LATE!!! [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] [JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!] [BIASAKAN TINGALKAN JEJAK SEPERTI VOTE!] Aku mencintai mu tapi aku tak berani mengucapkannya biarlah waktu yang bicara kepada mu. Aku hanya belum siap kehilangan mu. Aku mencintai mu dalam diam...