M 4

26.7K 2.5K 158
                                    

okei aku tepat janji kan up sekarang 😅

Oke seperti biasa.

Klik bintang pojok kiri dulu yaa.


Makin rame nih lapak.


Makin semangat Authornya buat update.


Warn!

Part ini banyak mengandung gula 🤣🤣



Happy Reading 🌱


"Loh, sudah selesai semua?"

Ana menghampiri bunda yang sudah menata sarapan dengan rapi di atas meja. Kali ini masaknya agak berbeda dari biasanya. Padahal semalam baru saja selesai acara.

"Sudah bangun? Panggil Gus Fahmi, kita sarapan bareng."

"Udah bangun dari tadi kok."

Bunda Ana tersenyum.

"Semalem nyenyak tidurnya?" Sebenarnya pertanyaan itu untuk menggoda putri tunggalnya. Namun Ana yang memang hanya melewati malam pertamanya dengan tidur, langsung mengangguk polos.

"Lah, serius?" bunda tak percaya.

"Terus maunya Bunda gimana? Kita sama-sama capek, Bunda."

"Walaah ..., berarti masih belum ada gempa di ranjang ini."

"Ih Bunda, ngomong gitu di depan meja makan. Masaknya banyak amat, Bund?" Ana mengalihkan pembicaraan.

"Iya, Bunda gak tau, Gus Fahmi sukanya yang mana. Oya, nanti jangan lupa beresin kamarnya. Barang-barang yang penting disimpen yang bener ya. Karena bagian dekorasi nanti bakal ngelepas dekor yang didalam kamar Ana juga."

"Hari ini?"

"Iya, hari ini. Dan ... hari ini kamu juga harus keliling sama Gus Fahmi."

"Kemana?"

Bunda mendekat ke arah dapur. Memperlihatkan beberapa box yang sudah di diisi bermacam-macam kue.

"Adat, kalian harus pergi menemui semua keluarga, sambil menghantar ini."

"Subhanallah, banyak banget, Bunda." Ana menganga tak percaya.

"Ini sudah Bunda kasih nama di bagian sisi box ya, jadi jangan sampai salah ambil nanti."

"Kenapa harus begini coba? Kalau untuk memberi tahu tentang hubungan ini, 'kan mereka sudah hadir semua, semalam."

"Ini adat Ana, sudah ada sejak Bunda kecil. Bunda hanya meneruskan saja. Lagipula, gak ada salahnya bersilaturrahmi 'kan?"

"Pakai mobil siapa?"

"Mobil Ayah."

"Loh, emang Ayah gak kerja?"

"Ayah ambil cuti tiga hari. Kemarin lusa sampai hari ini. Mau sekalian minta tolong Bang Tatang buat anterin kalian?"

Bang Tatang, anak tetangga yang kadang dimintai tolong bunda untuk mengantarnya ke mana-mana. Termasuk saat bunda menjemput Ana di pesantren.

"Nanti Ana coba tanya dulu sama Gus Fahmi, ya."

Bunda mengangguk seraya tersenyum. 

"Kalau begitu, Ana mau manggil Gus Fahmi dulu. Ayah sarapan bareng 'kan?"

"Iyalah, 'kan menyambut menantu baru."

Ana tersenyum, lalu melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya kembali.


MAAF༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang