M 36

15K 1.9K 1K
                                    


Ciee vote nya 1k tapi komennya nggak hahahs 😅

Happy Reading 💚

Eh Wait Wait, sabar.

Saya mau mengklarifikasi sesuatu dulu.

Pertama saya mau minta maaf buat yang nanya part 36 kemana?

Jawabannya, saya unpublish karena ada revisi. Mau up lagi saya kurang sehat.

Makanya follow akun ini biar tau kalo saya kasi pengumuman hehe. Padahal udah saya umumin di pengumuman wattpad saya.

Kok aku ga dapat kabar kak? Berati kamu ga follow akun ini heheh.

Kedua saya mau minta maaf buat yang merasa, terganggu, tersinggung atau buat yang merasa tidak suka dengan nama tokoh, kejadian atau lokasi. Yang mengakibatkan salah paham atau perdebatan.

Sekali lagi Saya mohon maaf sebesar besarnya.

Cerita ini hanya fiktif semata, mohon untuk tidak bawa ke real🙏🏻

Jika terlanjur mengenai atau menyinggung seseorang atau sebelah pihak saya mohon maaf sebesar besarnya🙏🏻

Oke, yang masih ingin protes Gapapa, bisa pc saya langsung 😅😅




And then ☺

Here we go! Happy reading 🌱



Gus Azmi menyipitkan matanya saat melihat seorang perempuan muda dipapah oleh seorang wanita berjilbab pendek seadanya tepat di depan minimarket.

"Ana?" gumamnya lirih.

Ia meletakkan kembali botol air di tangannya ke dalam lemari pendingin minimarket yang di datanginya. Terburu-buru ia membuka pintu minimarket, sedikit berlari menuju dua wanita yang sudah hampir mencapai halte bis.

"Ana!"

Gus Azmi memanggil dari belakang punggung mereka. Ana menghentikan langkahnya. Gus Azmi langsung mendekat melihat dua wanita di depannya berhenti.

"Ana?" tanyanya lagi tak percaya melihat kondisi Ana.

Ana menghela nafas lega melihat Gus Azmi. Ada sedikit kebahagiaan di dalam hatinya melihat orang yang dikenalnya malam itu. Sementara Gus Azmi malah terlihat sangat khawatir padanya.

"Kenal, Nduk?" tanya wanita yang tengah memapah Ana di sampingnya.

Ana mengangguk seraya tersenyum.

"Ana kenapa?" tanya Gus Azmi. Tangannya tanpa sadar terulur ke arah Ana karena khawatir.

Ana sedikit menarik kakinya mundur. Menyadarkan kesalahan Gus Azmi yang urung mengulur tangan.

"Si Nduk ini dirampok katanya, Le. Kasihan, tadi Ibu ketemu di ujung pasar sana."

"Astaghfirullah, kok bisa? Ana gak pa-pa 'kan?" Mata Gus Azmi kembali mengarah pada Ana. Kekhawatirannya makin besar.

"Nanti saya ceritakan, Gus. sekarang bisa tolong antar saya ke masjid? Saya mau sholat maghrib."

Gus Azmi menghela nafas. Kekagumannya Ana juga makin bertambah kali ini. Bagaimana mungkin dia masih mengingat sholat padahal keadaanya sangat menyedihkan.

"Baju Ana suci?" tanyanya kembali karena tadi sempat melihat ada noda debu di gamisnya.

"Allah, saya lupa. Tadi saya juga sempet jatuh." Ana menggigit bibirnya, sepertinya kakinya juga ikut terluka karena baru terasa perih.
Benar saja, ada noda darah di kaus kakinya.

MAAF༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang