Prt11• Kesebelas

7.6K 686 23
                                    

Adakalanya aku menyesal
Ada kalanya aku terluka.

Adakalanya aku menyesalAda kalanya aku terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Morning Bunda?" Ucap kedua anak laki-laki itu di seberang meja.

"Morning juga Alvaro dan Arvin. Gimana hari ini siap sekolah?" Tanyanya bersemangat.

"Siap dong. Alvaro selalu siap karena seruu. Ketemu banyak temen dan bisa main-main," kata Alvaro.

"Siap juga. Kalo Arvin serunya pas jam istirahat bisa makan bekal bareng dan bagi-bagi." Arvin tak kalah semangat.

"Oh ya. Memangnya kalian suka bagi-bagi makanan?"

"Iya harus bunda. Kan Ibu guru ngajarin kita berbagi."

(Namakamu) terkekeh. "Oke good. Sekarang bekalnya udah siap. Itu buatan Bunda loh."

Alvaro dan Arvin menganga dan saling bertatapan.
"Serius?"

"Dua rius."

"Makasih Bunda. Alvaro seneng soalnya itu bekal pertama Alvaro dari Bunda," katanya turun dari kursi dan menghampiri (Namakamu). Disusul Arvin di belakang dan mulai memeluk perut (Namakamu) sebelah kiri dan kanan. "Aku sayang Bunda."

"Arvin juga sayang Bunda."

(Namakamu) hanya diam. Memperhatikan dua laki-laki itu tengah memeluk perutnya. Ia tak yakin bisa semandiri Alvaro dan Arvin jika harus berjauhan dengan Ibunya. Namun, anak itu bisa melewati semuanya. Meski dengan banyak pertanyaan dan harapan. Ia yakin Iqbaal juga pasti kecapekkan atas itu.

"Pagi (Namakamu)?" Rike baru saja datang dan duduk di sebelahnya. "Loh Alvaro dan Arvin. Kalian ngapain?"

"Alvaro lagi bilang makasih sama Bunda karena udah di buatin bekal."

Rike tertawa. "Kamu masak (Namakamu)."

"Ya Bun. Tadi kebetulan aku bangunnya pagi sekali jadi aku coba buat masak tapi di kasih resep sama Bi Ratih."

"Terus si Iqbaal mana?"

(Namakamu) menggeleng. "Aku gak tahu ya Bun. Kemarin malam katanya ada temennya yang namanya Aldi datang. Terus sampai pagi ini Mas Iqbaal juga gak dateng. Aku pikir mungkin lembur di kantor."

Tok. Tok. Tok.

Rike menoleh ke arah pintu. Begitu juga menantunya. "Itu kayaknya Iqbaal."

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang