Jangan ganggu miliku, kau akan menanggung resikonya.
***
(Namakamu) yang baru saja ingin melangkah menaiki tangga kemudian berhenti. Menoleh ke ambang pintu tepat Bella sedang menyapanya dengan riang gembira. (Namakamu) bersidekap dada menaikan satu alisnya menantang.
"Alvaro sama Arvin ke kamar dulu ya?" Rike menggiring cucunya untuk pergi dari Bella. Jelas saja pasti kedua cucunya trauma bagaimana Bella melakukan perbuatan kepada mereka.
"Iqbaal. Aku kesini mau ngasih beberapa foto gaun yang harus aku pakek di acara nikah nanti. Dan ini gedung untuk resepsi." Bella memamerkan beberapa gambar di layar ponsel. "Kalo biru langit mix putih kayaknya bagus deh Baal!"
(Namakamu) menatapnya datar. Bahkan saat acara pernikahannya dengan Iqbaal saja dia tidak melakukan resepsi apapun sedangkan jalang itu.
"Akh!" Bella merintih kesakitan saat rambut panjangnya di tarik keras oleh (Namakamu). "Lepas gak?!"
"Lo berisik tau gak!" Bentak (Namakamu).
"Bell mending lo pergi dari rumah gue!" Pinta Iqbaal.
"Lepas anjing!" Akhirnya tarikan rambutnya berhasil Ia lepaskan. "Lo apaan sih main tarik rambut gue segala! Cemburu lo?!"
"Kenapa lo gak suka?" Tanya (Namakamu).
"Ya jelas gue gak suka. Maksud lo narik rambut gue tuh apa!"
(Namakamu) berdecak. "Mending buka dulu topeng lo. Jangan bersandiwara di depan suami dan mertua gue karena bikin mual tau gak."
"Masih berani kamu kesini?" Pekik Rike baru saja datang.
"Loh tante. Kok jadi nanya gitu bukannya aku sama Iqbaal harus mempersiapkan acara pernikahan kita?"
Plak! (Namakamu) menampar keras Bella. "Lo itu jalang. Jadi jangan berharap banyak sama Mas Iqbaal! Sampah kaya lo itu banyak di luaran sana."
"Kurang ajar lo ya!" Bella ingin menjambak rambut (Namakamu).
"Bell stop!" Lerai Iqbaal. "Gak akan ada acara pernikahan gak akan ada resepsi dan semua rencana busuk lo gak akan terjadi."
"Maksud kamu apa sih Baal!"
"Gak usah pura-pura gak tahu. Kamu kan yang ngejebak anak Saya? Manfaatin kekayaan anak saya. Dan harus tanggung jawab atas kehamilan kamu dan bahkan itu sama sekali bukan anak Iqbaal."
"Aku beneran gak ngerti apa maksud tante."
"Kamu nipu Iqbaal kan? Anak yang ada di dalam perut kamu adalah anak dari cowok yang kamu ajak jalan waktu di Mall. Bahkan Ibu kamu sendiri bisa ngedukung rencana biadab kalian itu."
"Gak ada tempat buat jalang dan perempuan sampah kaya dia di sini!" Geram (Namakamu).
Iqbaal merangkul istrinya menenangkan. Ia yakin istrinya sangat marah. "Aldi dan Salsha ngebuktiin kalo lo sama orang tua dan pacar lo lagi bersandiwara. Mereka videoin semua obrolan kalian dan itu adalah bukti kuat buat kita bisa ngelaporin kalian atas dugaan pencemaran nama baik juga penipuan."
Bella terdiam.
"Oh ya. Satu lagi. Kalo lo ada masalah sama gue jangan libatkan anak gue di dalamnya. Karena mereka gak tahu apa-apa! Lo dengerin, tangan anak gue sampek memar karena ulah lo yang kurang ajar itu. Mulai sekarang berhenti ngusik hidup gue dan keluarga gue!"
"Baal. Jangan laporin aku ke polisi. Sorry gue ngelakuin ini karena..."
"Karena mau harta suami gue kan!" Bentak (Namakamu).
"Bukan gitu. Tapi..."
"Mending nanti lo jelasin di kantor karena gue udah enek lihat muka lo!"
"Pergi dari rumah gue!!" bentak Iqbaal.
"Baal, tapi---"
"PERGI!!"
"JALANG LO!"
Bella ketakutan sepertinya sebentar lagi dia akan tertangkap polisi. Dia berlari sekencang mungkin sembari menutup pintu dengan kasarnya.
Bersambung.
Gapaham lagi mau ngetik apa.
-😭😭😭😭😭😭-
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU MAKASIH, SELAMAT PAGI.
Revisi : 1 Mei 2021