Prt17• Ketujuhbelas

7.1K 687 49
                                    

Thank to be mom.

Thank to be mom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Kemarin pagi Abang ketemu Mike di Bandara. Gak nyapa juga karena kelihatannya dia cepet-cepet!" Bidi menjeda kalimatnya sebelum akhirnya kembali menatap adiknya. "Oh ya. Kalian udah selesain hubungan kalian kan?"

(Namakamu) berdehem di depan layar laptopnya. Ia sedang duduk di meja belajar yang ada di kamar melakukan sambungan telepon video bersama sang kakak.

"Denger (Namakamu). Gak baik punya hubungan lain atau masih stuck di masa lalu sedangkan kamu udah punya suami dan berumah tangga. Sangat gak baik," pesan Bidi.

"Ya. Aku udah putus sama Mike." Jawabnya.

"Oke bagus. Abang gak bisa ngasih hadiah apa-apa."

"Hadiah apa?" Tanya (Namakamu) bingung.

"Atas kehamilan kamu. Keponakan Abang," kata Bidi di iringi kekehannya. "Gak cukup hanya selamat. Kamu harus di apresiasi karena udah ngasih kabar baik. Pasti Papa sama Mama seneng banget."

(Namakamu) tertawa hambar. "Ya senang. Tapi aku? Bahkan Mama sendiri gak perduli kalo suami aku selingkuh. Dan selingkuhannya itu hamil Bang!"

"Astagfirullah. Kamu ngomong apa? Yang bener aja?"

"Ya. Tapi dengan begitu cepat atau lambat aku akan cerai dari dia. Jujur aku gak suka kaya gini. Kepercayaan aku ke dia udah hilang. Aku pernah bilang kan ke Abang kalo dia itu cuma obsesi semata sama aku! Dia gak beneran cinta dan yah sekarang buktinya. Aku akan di madu."

Bidi syok. Menatap layar sungguh lamat. Kemudian memalingkan wajahnya sekilas dan kembali menatap adiknya. "Kamu yang bener aja. Jangan ngarang cerita."

"Nanti aku kirimin deh foto mereka berdua di kamar. Mama juga sampek pingsan. Gak tahu deh kalo misalnya Papa tau bakal ngapain dia."

Bidi mengangguk. "Coba cari bukti yang masuk akal dulu Dek. Kan bisa aja foto itu cuma editan kaya gak tahu jaman sekarang kaya gimana."

"Aku udah sempat mikir gitu, berusaha maafin kelakuan dia karena dia udah bohongin aku ke tiga kalinya. Tapi aku urungin yang terakhir karena selingkuhannya dateng ke rumah dan bilang ke Bunda bahwa dia itu hamil. Dia juga kayaknya sama orang tuanya."

"Terus kamu sama Iqbaal gimana sekarang?"

"Ya kalo aku gak cerai aku akan di madu. Aku gak mau. Mending pisah!"

Bidi menggeleng. "(Namakamu) dengerin Abang. Jangan salah ngambil langkah, kamu harus hati-hati. Ini bukan tentang kamu dan Iqbaal tetapi juga dua anak sambung kamu dan calon bayi kamu. Abang yakin ini pasti salah paham. Abang lihat Iqbaal itu baik dan gak mungkin ngelakuin hal kaya gitu."

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang