Prt44• Keempatpuluh Empat

1.9K 271 16
                                    

Segalanya hancur lebur dan terombang-ambing seperti hatiku.

***

"Yang tabah ya, (Nam). Aku tahu mungkin aku juga selemah kamu kalo ada di posisi kamu sekarang. Tapi, satu hal yang perlu kamu tahu kalo Arvin gak akan lagi nahan sakit termasuk kebahagiaan Arvin sekarang pasti udah pelukan di surga sama Zidny." Salsha selalu saja berusaha menguatkan (Namakamu), seperti Arvin adalah kelemahan ibu tiga anak itu.

"Musti banget semuanya berjalan seperti ini, udah takdir, Cha. Kuat ya?" Zara berada di sebelahnya, berdiri memeluk sahabatnya yang kini merasa sedih. "Kamu gak sendirian, Cha. Masih ada Lea dan Alvaro dan tentunya suami kamu..." Zara mencari keberadaan Iqbaal. Dimana Iqbaal? Atau mungkin sedang sibuk di kantor? "Iqbaal mana, Cha?"

(Namakamu) menggeleng lemas seolah semua rasa dan kata tidak menyetujui dirinya mengatakan semuanya.

"Ayah pergi udah seminggu yang lalu dari rumah, kematian Arvin pun ayah gak tahu, oma sama kakek juga gak dateng karena lagi ada Paris. Bunda beneran sendirian, bunda lemah termasuk juga Alvaro. Kehilangan setengah kebahagiaan yang Alvaro punya."

"Astagfirulah."

Kini yang tersisa di pemakaman Arvin hanya kedua saudaranya, bunda dan sahabat dekat (Namakamu) termasuk Mike yang belum pergi ke Canada. Seperti yang sudah sudah di jelaskan dokter, Arvin tidak akan bertahan lama setelah itu ia akan pergi menemui tuhan. Dan benar, tadi pagi setelah meminta makan dan minum Arvin menghembuskan nafas terakhirnya di kediaman (Namakamu). Sangat sedih melihat takdir yang berjalan tak seperti Arvin bayangkan.

"Arvin itu cita citanya mau nikahin aku, tante."
Alsha membuat semua orang menoleh kecuali (Namakamu) yang masih bisu. "Arvin mau ke Mumbai, katanya di sana tuh kota mimpi. Di mana orangnya gak pernah tidur, orangnya asik bekerja seolah bagi mereka waktu adalah emas." Alvaro tersenyum kecut soal itu. "Alasan yang bikin Arvin mau ke sana, mau cari tahu bagaimana kota itu di sebut kota mimpi sedangkan orangnya gak pernah tidur."

Semuanya tampak tersenyum mendengar penuturan Alsha, apa mungkin Arvin sudah menyatakan cinta pada Alsha sehingga membuat putri kesayangan Salsha ini berkata bahwa Arvin akan menikahinya.

"Semua mimpir Arvin udah di kubur dalam gundukan tanah ini," suaranya bergetar hebat sehingga membuat Mike di sebelahnya menoleh. "Arvin gak akan pernah bisa nikahin Alsha, gak bisa pergi ke Mumbai seperti yang Arvin ceritakan ke Alsha. Arvin gak bisa jadi nomor satu di dunia ini, tapi Arvin bisa jadi nomor satu di hati bundanya."

"Udah yuk? Hari menjelang senja, gak baik menangisi Arvin yang sudah bahagia di atas sana. Bundanya sedih, Arvin pasti gak akan tenang di sana," kata Mike.

"Mungkin hari ini aku, Zara dan Stefi akan nginep di rumah (Namakamu) untuk beberapa hari."

***

Salah gak sih kalo misalnya cemburu terlalu berlebihan sampai gak pulang berminggu-minggu?

Revisi : 4 Mei 2021

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang